Rekomendasi Buku Untuk Ibu yang Sedang Galau dan Krisis Eksistensi Diri*

Informasi Tentang Buku

Judul : Wake Up, Be Awesome (Jumpalitan Menjadi Mama Keren)
Penulis : Santy Musa
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2017

Menjadi ibu membuat kita berhadapan dengan banyak pilihan. Akankah mengurus anak berdua dengan suami, ataukah akan meminta bantuan nanny, atau menitipkan si buah hati di daycare. Menjadi ibu juga menghadapkan kita pada pilihan ingin menjadi ibu yang bekerja, atau full time mom, alias ibu rumah tangga.

Setelah membuat pilihan, sudahkah selesai masalah yang dihadapi seorang ibu?

Sayangnya masalah memilih adalah langkah awal yang membuka ke galauan berikutnya. Seringnya di dalam pilihan kita muncul rasa bersalah, pendapat yang berbeda dari keluarga dan orang sekitar, bahkan muncul rasa tidak berharga dan tidak berguna dari diri sendiri.

Buku yang ditulis oleh Santy Musa, seorang Blogger ini menceritakan tentang ibu rumah tangga yang mengalami krisis eksistensial di tengah perjalanan mengurus keluarganya.

Sinopsis

Wake Up, Be Awesome! (Jumpalitan Menjadi Mama Keren). Pengalaman telah memilih itu membuat saya ingin membaginya dengan teman-teman semua yang bersedia membaca buku ini. Saya ingin membagi satu hal yang sangat penting bahwa sesungguhnya perdebatan soal pilihan hidup yang berlarut-larut itu sungguh tidak efektif.

Membenturkan pilihan sesungguhnya bukanlah ide yang baik. Fokus kita seharusnya adalah bagaimana agar bisa memilih dengan bijak dan bertanggung jawab atas pilihan itu.
Fokus kita adalah bagaimana agar kita mampu memaknai setiap kehidupan yang kita jalani. Dengan Buku ini, saya ingin membagi pengalaman bagaimana kita bisa mencoba untuk fokus dan bertanggung jawab dengan pilihan hidup kita, serta bagaimana menggapai hidup bermakna.

Kekuatan batin manusia mampu mengubah takdir lahiriahnya. - Viktor Frankl.

Victor Frankl dan Penemuan Tentang Makna Hidup

Viktor Emil Frankl adalah seorang neurolog dan psikiater asal Austria. Beliau adalah pendiri Logoterapi dan analisis eksistensial. Viktor Frankl menjadi salah satu korban holocaust yang terlempar ke jaringan kamp konsentrasi dan pemusnahan Nazi.

Seperti tawanan pada umumnya, banyak yang hilang dari Frankl. Dalam salah satu bukunya yang fenomenal, Man’s Search for Meaning, Frankl menuliskan bagaimana para tawanan perlahan meninggal dan kehilangan harapan hidupnya.

Frankl membagikan apa yang membuatnya kuat semasa menjadi tawanan. Rahasia yang membuat Frankl bertahan hidup adalah alasan mengapa ia harus hidup.

Ibu dan Pilihannya

Masalah perempuan memang tidak pernah sederhana. Perempuan erat dengan kompleksitas. Menjadi ibu membuka perempuan akan pilihan yang akan ia jalani. Pilihan tersebut tidak usah dikomentari dengan pedas, apalagi dijadikan perdebatan. Kehidupan setiap ibu berbeda dan kondisinya pun berbeda.

Lalu, bagaimana jika ibu meragukan pilihannya? Atau terbesit rasa salah akan pilihannya? Jika itu terjadi, maka segera lah cari alasan mengapa ibu memilih hal tersebut. Buku ini memang banyak membahas dari sudut pandang seorang stay at home mommy.

Di mana seorang ibu rumah tangga merasa tidak berdaya, malu dan kosong. Sebenarnya bukan ibu rumah tangga saja yang merasakan tiga hal tersebut, ibu bekerja juga bisa merasakannya. Karena semua ibu dapat merasakan kehampaan tersebut, maka jangan saling menyakiti dengan menetapkan standar milikmu kepada ibu lain. Hargai pilihan mereka.

Jika terlanjur mengalami frustasi eksistensial seperti di atas, maka segera bercerita dengan orang yang dipercaya dan segera temukan makna hidup dari pilihan tersebut.

Buku ini dilengkapi dengan catatan-catatan kecil yang bisa memudahkan pembaca untuk mengingat inti sari dari setiap babnya. Menurut saya, buku ini layak dibaca oleh ibu-ibu yang ingin tenang, damai dan penuh makna dalam menjalani perannya. Terlepas apa pun pilihan yang sudah ia tetapkan.

Penderitaan, bagaimanapun, akan menjadi sesuatu yang lebih baik dan membuat seseorang menjadi lebih kuat jika ia mampu menemukan maknanya. – Halaman 77

Kesan Setelah Membaca Buku Ini dan Alasan Kenapa Buku Ini Haru Ibu Baca

Membaca buku ini seperti ditampar dengan jawaban dari pertanyaan dari kepala sendiri. Sejak memilih menjadi ibu rumah tangga yang berdaya, saya sering kali mengalami keraguan dan krisis eksistensi.

Hal ini ditandai dengan meragukan kemampuan diri karena merasa tidak berkembang, merasa ketinggalan dengan teman-teman yang lainnya karena sibuk mengurus anak dan suami. Merasa skill saya susah maju karena saya tidak memiliki waktu luang untuk belajar dengan fokus.

Tidak jarang pikiran tersebut memperkeruh suasana hati di saat sedang capek-capeknya. Hasilnya adalah saya mudah marah, selalu merasa sedih dan tidak maksimal mengurus anak karena disambi dengan menulis di blog dan kerjaan freelance.

Menulis di blog dan kerjaan freelance itu bagi saya bisa membuat saya berharga dan mengejar ketertinggalan. Padahal sih, mungkin ya, kedua hal itu saya paksa lakukan karena ingin menutupi rasa krisis eksistensial saya.

Nah, setelah membaca buku ini, saya jadi mengerti bahwa di setiap pilihan hidup akan ada risikonya. Ketika memilih, kita hanya bisa mengambil apa yang kita pilih, kita tidak bisa merengkuh semua hal yang kita mau di satu waktu.

Seperti saya, saya memilih menjadi ibu rumah tangga yang fokusnya mengurus anak dan suami. Sehingga menulis dan menghasilkan uang bukanlah tujuan utama saya. Mungkin bisa disebut tujuan kedua.

Artinya, jika saya sudah selesai dengan pekerjaan utama saya, maka saya baru bisa mengerjakan tujuan saya yang kedua. Hal ini mudah sekali kita lakukan kalau kita tahu apa makna dan tujuan hidup kita.

Kalau saya tidak tahu makna dan tujuan hidup saya, maka saya akan mengusahakan semuanya dalam satu waktu. Saya ingin mengurus anak, saya juga mau menghasilkan uang dan eksis di blog.

Buku ini mengingatkan dan mengajak ibu-ibu untuk mempertanggungjawabkan pilihannya dan menikmati pilihannya. Tidak perlu nyinyir dengan pilihan hidup orang lain, dan tidak perlu mendengarkan nyinyiran orang lain terhadap pilihan hidup kita.

4 Likes