Rekomendasi ibu

Rapuhnya hati dibalik kesuksesan seorang ibu.

/Users/manuaimari/Desktop/images.jpg|424.0x212.0

Merupakan film keluaran Netflix yang diadaptasi dari novel karya Elena Ferrante. Film bergenre drama psikologi ini merupakan debut film panjang pertama dari aktris sekaligus sutradara Maggie Gyllenhaal. Film ini mendapat banyak nominasi di Oscar 2022 dan dinobatkan sebagai film terbaik di Independent Spirit Awards. Dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Olivia Colman,Ed Harris dan Dakota Johnson. Meski alur cerita yang disuguhkan cenderung lambat tapi mampu menarik minat penonton untuk terus mengikuti alur cerita hingga selesai.

Film berkisah tentang seorang wanita paruh baya yang berlibur sendiri di Spetses Yunani. Leda Caruso (Olivia Colman) adalah seorang Profesor Italia Literatur yang menghabiskan liburnya skalian bekerja. Di Yunani ia bertemu dengan Lyle (Ed Harris) penjaga vila yang bersedia membantu apa aja yang dibutuhkan Leda. Saat berjemur di pantai ia dikejutkan dengan datangnya serombongan keluarga yang langsung membuat pantai itu jadi ramai. Seperti merasa terganggu, Leda terus mengamati keluarga tersebut hingga pandangannya tertuju pada Nina (Dakota Johnson) yang sedang bermain dengan putrinya yang bernama Elena. Melihat Nina ingatannya melayang pada saat ia mengurus kedua anak perempuannya ketika muda dulu.

../Desktop/download.jpg|366.0x244.0

Film yang dibintangi oleh Olivia Colman ini menggambarkan tantangan perempuan dalam menjalankan ‘motherhood.’ Di mana seorang ibu kadang dihadapkan pada situasi yang dia sendiri tidak siap atau bahkan ragu menerimanya. Terlebih jika seorang ibu memiiki keinginan, obsesi atau tujuan yang ingin ia capai.

Berbagai situasi pengasuhan anak pun menjadi suatu upaya yang butuh effort lebih untuk dilakukan. Bagaimana menghadapi anak yang tantrum, meladeni tingkah random mereka, mengawasi mereka di saat kita sedang fokus belajar, mengajari mereka belajar hingga menemani mereka bermain dan sebagainya. Dan semua ini ditampilkan dengan apik oleh Jessie Buckley sebagai Leda muda pada flashback film tersebut.

../Desktop/images-1.jpg|400.0x224.0

Setiap melihat Nina memori Leda tua langsung melayang pada saat mengurus kedua anak perempuannya. Moment dimana ia merasa bosan, lelah, marah dan tidak berdaya. Ada sisi egois dimana ingin pencapaian yang lebih. Berusaha menahan perasaan itu hingga kadang justru meluap begitu saja dan berimbas pada anak. Mungkin kita pun dihadapkan pada situasi seperti Leda ini. Merasa terjebak pada situasi yang kita sendiri pilih. Tapi kita juga tidak puas dan tidak bebas dengan pilihan kita.

Hingga kesempatan itu datang ketika Leda muda diundang ke suatu acara universitas. Ia bertemu dengan Professor Hardy (Peter Sarsgaard). Kedekatan terus terjalin setelah itu sampai Leda muda mulai bermain api. Ia sering tidak pulang sampai akhirnya ia memutuskan meninggalkan kedua anaknya.

Leda : “I left when the oldest was seven and the youngest was five. I abandoned them and I didn’t see them for three years.”

Nina : “ What did it feel like without them?”

Leda : “ It felt amazing.

Begitulah percakapan antara Leda tua dan Nina ketika mereka berkesempatan bertemu. Leda melihat Nina sebagai sosoknya dimasa muda dulu. Lemah dan tidak berdaya.

Nina : “If it felt amazing, then why did you go back to your daughters?”

Leda : “I’m their mother. I went back because I missed them. I’m a very selfis person.”

Meski alur cerita ini susah dipahami dan juga susah merasa simpati pada karakternya. Namun ada kesedihan dan kesepian yang mendalam di balik cerita. Dan di sini bisa terlihat bahwa sesukses atau sepenting apapun profesi,jabatan, gelar yang dimiiki ibu tetap ada pengorbanan dan penyesalan di dalamnya.

Sejatinya seorang ibu tidak akan meninggalkan anak-anak yang sudah dilahirkan. Seorang ibu akan rela waktunya habis untuk memikirkan kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya. Perempuan sempurna dengan memiliki anak tapi ingat tidak ada ibu yang sempurna.

2 Likes