Seringkali sebagai orang tua kita berpikir paling tau apa yang menjadi keingininan anak, dan apa yang terbaik bagi mereka. Keinginan untuk melindungi agar anak kita tidak terluka, tidak kecewa, tanpa disadari justru menutup fitrah mereka untuk berkembang dan menjadi lupa mereka sebagai individu memiliki pikirannya sendiri, keinginannya sendiri.
Tersampaikan dengan lugas di film Tegar. Disutradarai oleh Anggi Frisca, film ini dibintangi oleh Deddy Mizwar, Aldifi Tegarajasa, Sha Ine Febriyanti, dan Juanita Chatarina. Film Tegar (2022) adalah sebuah kisah drama Indonesia yang mengangkat perjuangan seorang anak berkebutuhan khusus bernama Tegar untuk mewujudkan mimpinya dalam mengejar pendidikan
Sang kakek yang diperankan aktor senior Dedi Miswar bermain sangat apik membawakan perannya. Seorang kakek yang membersamai cucu dengan disabilitas. Melakukan kegiatan Bersama hingga tercipta bonding yang kuat. Kakek tidak hanya menemani hari-hari cucunya, menjadi teman cerita dan mengadu. Kakek sosok yang mengerti betul memahami keinginan cucunya. Bagi orang lain ini sangat serderhana, ternyata tidak untuk Tegar. Cerita yang ringan tapi mendalam syarat akan pesan moral khususnya bagi orang dewasa, sebagai orang tua saya disadarkan akan beberapa point penting yang luput dari pandangan. Di Film ini disajikan dengan manis.
Tubuh kecilnya memang tidak sempurna, terlahir hanya dengan satu kaki dan tanpa tangan. Beraktifitas mengandalkan kursi roda. Meski begitu Tegar adalah sosok anak yang ceria, cerdik dan juga baik hati. Kekahwatiran sang Ibu membuat ia menjadi tahanan rumah, terisolasi dari dunia luar. Tidak memiliki teman. Rasa malu yang besar akan keberadaan Tegar memaksanya untuk menyembunyikan Tegar dari dunia luar. Hanya Asisten Rumah tangganya dan kakek saja yang menjadi teman menghabiskan waktu.
Tegar, anak kecil dengan Impian yang melangit, ia sangat ingin sekolah. Disisi lain sang ibu takut dunia luar melihat Tegar, ia berfikir tidak boleh ada yang menyakiti tegar, mengolok oloknya, mengejek keterbatasan yang dimiliki Tegar. Berprofesi menjadi dokter sangat mampu mencukupi semua kebutuhan Tegar dengan memberikan fasilitas terbaik. Pergi meninggalkan Tegar untuk keperluan pekerjaan dilakukan dengan ringan, menitipkan ke Asisten Rumah Tangganya saja sangat disayangkan.
Kakek satu-satunya orang yang melihat keinginan Tegar dan memahaminya. Hari ulang tahun ke 10 kakek memberikan hadiah terbaik. Hadiah yang menjadi gerbang untuk Tegar memperjuangkan mimpinya. Kakek menyampaikan hal mendasar yang luput dari penilaian Ibu Tegar. Melindungi, menjaga sama halnya mengisolasi Tegar dari dunia luar bukanlah menjadi keinginan Tegar dan bukanlah menjadi hal terbaik yang harus Tegar dapatkan. Itu hanya mengenyangkan Ego Wida sebagai Ibu Tegar, yang sebenarnya malu dengan keberadaan Tegar, apapun yang Tegar sampaikan tidak pernah dilihatnya, tidak pernah menghiraukannya.
Pesan untuk orang tua, bersyukur dengan anak yang terlahir sempurna meski ada kelemahan dalam hal lain. Anak-anak tetaplah anak yang bagaimanapun kondisinya ia tetap patut kita syukuri kehadirannya, kita apresiasi, kita dengarkan, kita lihat sebagai individu, bukan sebagai anak yang harus wajib terus menerus menerima semua tuntutan dan keinginan orang tua.
Didalam keterbatasan fisik Tegar memperlihatkan ada hal besar yang tidak terbatas dan tidak terbelenggu dalam dirinya meski harus hidup terisolir dengan dunia luar. Tegar memiliki kecerdasan dan kepintaran, menggunakan kecerdikannya untuk dapat melihat dunia luar. Tegar memiliki talenta dan bakat yang tidak semua orang miliki. Ia memperlihatkan kegigihan untuk membantu dirinya sendiri.
Teman hadir bukan disaat terbaiknya saja, teman hadir disaat-saat sulit dan tetap menemani, mendukung. Kemudahan untuk kita belum tentu menjadi hal yang mudah untuk orang lain . Pun begitu dengan kesulitan. Belum tentu kesulitan kita akan menjadi kesulitan bagi orang lain. Dunia akan menjadi Indah jika orang-orang hadir mau saling memahami dan menghormati. Film yang diperuntukkan untuk anak-anak ini mengajarkan simpati, empati menghargai dan menyayangi teman yang berbeda dengan mereka.