Saatnya Ibu Bisa Bicara dengan Elegan Bersama Anak! Review Buku "Seni Berbicara Pada Anak"

Hai, Ibupreneur!

Ngacung, yuk, siapa di sini yang goals sepanjang masanya adalah bisa bicara dengan lebih elegan bersama anak?

Saya juga, bu!

Membentak, volume suara yang kelewat keras, serba mengatur, serba memerintah, memberi hukuman, hmm…apalagi, ya, bu, kesalahan umum yang pernah kita lakukan saat berbicara dengan anak?

Sejak jadi ibu, rasanya banyak sekali hal yang perlu kita atur ulang dari awal, padahal tadinya merasa sudah cukup oke, nih, kemampuan kita. Termasuk salah satunya adalah berkomunikasi, terutama dengan anak. Berbicara sama orang dewasa saja butuh seni sedemikian rupa, ya, bu, apalagi dengan anak.

Banyak sekali manfaat yang bisa didapat jika kita memiliki komunikasi yang baik dengan anak.

Selain untuk menguatkan bonding, anak akan mengembangkan konsep diri dan harga diri yang baik pula terhadap dirinya. Hal ini penting agar anak nantinya bisa tumbuh menjadi individu yang siap menghadapi berbagai tantangan.

Memang, sih, untuk kemampuan satu ini perlu trial and learning dan waktu yang nggak sebentar untuk membiasakan, tak lupa menyesuaikan dengan karakter anak juga. Tapi, alangkah mudahnya jika kita diberi buku manual untuk mengasah kemampuan berbicara dengan anak. Karena ternyata cukup membantu, lho. Setidaknya kita sudah ada modal pengetahuan terlebih dahulu.

Work smarter, not harder juga berlaku untuk berbicara dengan anak.

“Seni Berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas” merupakan buku terjemahan berbahasa Indonesia dari “How to Talk so Kids Will Listen, A Survival Guide to Life with Children Ages 2-7” karangan Joanna Faber dan Julie King.

Buku ini adalah buku manual orang tua dalam berkomunikasi dengan anak. Tapi bagi saya, buku ini cukup membantu dalam mengubah gaya bicara saya dengan anak menjadi lebih elegan–walau tidak setiap saat, ya.
Tapi cukup terasa bedanya; setidaknya jadi lebih selow nggak terlalu ngegas. Dan tentunya bisa jadi tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan lebih smart sama si kecil.

Di buku ini, kita akan dipandu oleh para penulis untuk melakukan refleksi ringan, lalu diajak untuk belajar dari kasus demi kasus kawan-kawan penulis yang walaupun berbeda budaya dengan kita, tapi ternyata inti masalahnya sama, lho, bu.
Membaca buku ini rasanya jadi ajang validasi segala khilaf umum para orang tua juga, seakan menemukan sebuah support group. Seneng, deh, rasanya.

Kita juga akan disuguhi segudang cara agar bisa bicara dengan elegan pada anak. Penulis menyebutnya dengan “kotak peralatan”.

Ada empat kotak peralatan seni berbicara yang dibahas dalam buku ini:

  • untuk menangani emosi anak,
  • untuk bekerja sama dengan anak,
  • untuk menyelesaikan konflik, dan
  • untuk memuji dan memberikan penghargaan.

Plus dua bonus bahasan kotak peralatan:

  • untuk berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus, dan
  • penjelasan berbagai kondisi di mana kotak peralatan tidak bisa kita terapkan.

Jika ibupreneur butuh tips praktikal terkait berkomunikasi dengan anak, maka buku ini patut masuk must-read ibu! Karena memang tips-tipsnya mudah diterapkan, contoh kasus yang dibagi oleh penulis pun beragam dan sangat relateable dengan keseharian kita bersama anak.
Satu tipe buku yang bakal sering ibu buka setiap ingin tahu tips apa, ya, yang cocok diterapkan di situasi tertentu?

Hadir penuh, mendengarkan, dan berempati saat berbicara dengan anak adalah tiga hal yang saya petik dari buku ini.

Jadi bagaimana, bu? Siap belajar untuk berbicara lebih baik dan elegan bersama anak?
Bareng-bareng, yuk, bu! :hugs:

4 Likes