Sayangi Dirimu, Wahai Ibupreneur

Halo Ibupreneur, bagaimana kabarnya?

Sudah berapa kali Ibupreneur menyapa diri hari ini?

Jangan lupa untuk disapa ya Bu :slight_smile:

Rutinitas menjadi seorang Ibu memang hampir 24 jam nonstop, baik itu ibu yang full di rumah maupun ibu pekerja. Rutinitas seringkali membuat ibupreneur lebih banyak memikirkan hal-hal di luar dirinya, seperti kebutuhan suami dan anak-anaknya .
Di kepala seorang Ibu bisa dibilang paling sering dikuasai oleh pikiran:

“Apa saja yang perlu saya siapkan untuk suami?”

“Apa saja yang perlu saya siapkan untuk anak-anak?”

Hampir sebagian besar para Ibu, jarang sekali menyapa diri dan katanya “hanya punya sedikit waktu untuk mengurus diri sendiri”. Sampai-sampai ada kalimat yang sering terucap “anak rapi tapi tampilan Ibunya acak-acakan” . Hal ini memang tak sepenuhnya salah karena memang menjadi Ibu adalah tugas yang tidak ada hari liburnya sekalipun itu tanggal merah. Apalagi bagi Ibu yang full di rumah, rutinitas yang mungkin hampir sama setiap harinya, membuatnya merasa lelah dan bosan dengan segala aktivitas hariannya.

Sampai ada beberapa kasus yang merasa “kehadiran anak hanya menjadi penghalang” bagi seorang Ibu mendapatkan kebahagiaanya. Karena merasa setelah menjadi Ibu, menjadi tak berdaya dan tak *“produktif” (*menghasilkan uang) seperti ibu-ibu yang lain. Rasa lelah mengurus anak-anak akhirnya berdampak pada hubungannya dengan suami. Jika tak diimbangi dengan kemampuan mengelola emosi dan kemampuan komunikasi yang baik, maka ini dapat menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu akan meledak

Maka sebelum hal itu terjadi, bagi yang sedang di tahap “lelah” dengan perannya sebagai Ibu
Hayu, sapa diri Ibu dengan beberapa pertanyaan berikut:

“Bagaimana kabarmu ini?”

“Apa yang kamu rasakan hari ini?”

“Hal apa yang ingin kamu perbaiki dari hari ini?”

“Apa harapan kepada dirimu untuk esok hari?”

Temukan dan dengarkan suara hati Ibu yang paling dalam dari beberapa pertanyaan di atas. Resapi setiap rasa yang menghampiri baik itu rasa sedih, kecewa, bahagia, kesal dan lain-lain. Dengarkan isi hati Ibu, dengarkan curhatan diri Ibu. Kemudian setelah semuanya keluar, maka dekaplah diri Ibu dengan memeluknya dengan erat, sambil mengatakan:

“Wahai diriku, aku tahu kamu lagi sedih karena anakmu sedang sakit”

“Wahai diriku, aku tahu kamu sedang merasa kecewa, karena merasa belum maksimal dalam mengurus suami dan anak”

“Wahai diriku, ayo bertumbuh bersama menjadi pribadi yang lebih baik di esok hari”

“Wahai diriku, ayo kuatkan tekad untuk memperbaiki kualitas diri di esok hari”

Percayalah, diri Ibupreneur ketika melakukan hal di atas, kondisi untuk merasakan ketenangan semakin meningkat

Ketika diri menjadi tenang, maka pikiranpun akan jernih dalam menyikapi semua yang terjadi

Ketika pikiran sudah jernih, maka solusi-solusi pun akan mudah bermunculan

Ketika banyak beberapa opsi solusi dari masalah yang dihadapi, maka rasa percaya diri Ibu akan meningkat

Ketika rasa percaya pada diri jika bisa menyelesaikan masalah tersebut sudah kuat, maka keinginan untuk melakukan yang terbaik pun akan meningkat

Maka mencintai dan menyayangi diri Ibu adalah hal wajib yang perlu dilakukan agar Ibupreneur bahagia dengan perannya sebagai Ibu. Jadilah Ibu yang memiliki narasi diri yang kuat, agar tombol bahagia tidak dikendalikan oleh hal-hal di luar yang tidak bisa Ibu kendalikan :blush:

Bagi yang masih bingung bagaimana memahami diri dan menemukan kecintaan pada diri sendiri, dapat mengikuti salah satu kegiatan Festival Ibu Punya Mimpi yang dibawakan oleh Ibu Haryati Lawidjaja dengan Tema “Understanding and Finding Self-Love”. Info lengkap dapat mengkunjungi di https://www.fempi.ibupunyamimpi.org/

Semoga Bermanfaat

2 Likes