Sejatinya yang Paling Berharga Dalam Hidup Ini Adalah Waktu : Review Film Susah Sinyal (2017)

Ernest Prakasa memang pakarnya dalam menciptakan film bertemakan keluarga dengan genre drama-komedi. Salah satu karya film yang layak dan cukup relatable untuk ditonton para Ibu-Ibu di sini adalah Susah Sinyal yang rilis pada tahun 2017 dengan rating 7/10 versi iMDb dan menjadi film tersukses peringkat 6 pada tahun 2017 menurut Wikipedia.

Jujur, saya sebagai Ibu baper demen banget nonton film-film Koh Ernest. Nggak tahu kenapa kalau nonton filmnya nggak pernah bosen. Lucunya dapet, sedihnya dapet, dan pesan-pesannya itu, deg banget di hati, hehe.

Film yang satu ini bercerita tentang konflik yang dialami oleh Ellen (Adinia Wirasti), seorang single mother yang memilki kehidupan karier sukses sebagai seorang pengacara handal dengan anak perempuannya , Kiara (Aurora Ribero) yang merasa bahwa Ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak pernah ada waktu untuknya. Alhasil, Kiara menjadi lebih dekat dengan Neneknya (Niniek L. Karim).

Puncaknya adalah ketika Kiara sampai kabur dari rumah lantaran sangat marah kepada Ellen yang mengingkari janji. Ditambah, pada saat itu Nenek yang disayangi Kiara sudah meninggal dunia sehingga Kiara merasa tidak ada tempat untuk bercerita.

Penasaran, nggak gimana gregetnya? Cus ajaa langsung nonton pilemnya, deh. Alurnya yang sederhana cocok menemani istirahat Ibu di malam hari (setelah ngurusin sembarang kalir pokoknya, hehe).

Apa Yang Menarik Dari Film Ini?

Sebagai penonton setia film-filmnya Ernest Prakasa, saya mencoba sok-sokan bikin review tentang apa, sih yang membuat film ini menarik?

Tema yang Relatable dengan Ibu-Ibu Masa Kini

Walaupun film ini telah rilis di tahun 2017, namun tema yang diangkat tetep relatable dengan keadaan Ibu-Ibu saat ini. Seorang ibu yang harus berjuang sendiri tanpa suami untuk membesarkan anaknya sehingga harus mengorbankan waktu bersama yang berharga.

Menurut saya, tidak ada satupun Ibu di dunia ini yang ingin terpisah jauh dari anaknya, kalau bukan karena faktor keadaan. Di film ini saya pun diajak berpikir bagaimana seandainya jika saya harus bekerja ekstra keras di luar rumah demi memenuhi kebutuhan anak dan juga keluarga. Dan sedihnya, kadang kita bisa saja terlena dengan kesibukan hingga lupa sebenarnya apa yang paling berharga dari hidup ini.

Komedinya Dapet, Nggak Cringe

Sudah pasti Ernest bakalan ngajak rekan-rekan sejawat Stand Up Comedian mengambil peran di film ini untuk menambah bumbu-bumbu komedi. Bercandaan si Dodit, Arie Kriting, Abdur, sampai Asri Welas sukses membuat saya tertawa terus dalam hati (karena nontonnya disamping anak).

Menurut saya pribadi ketika sudah menjadi seorang Ibu, saya males banget nonton yang bikin saya mikir dan harus nonton berulang-ulang. Saya sekarang lebih suka mencari film yang genre drama plus ada komedi-komedi nggak cringe seperti ini yang membuat saya fresh kembali.

Banyak Pesan-Pesan Bermakna Terkait Keluarga

Selain dihibur dengan komedi, saya suka filmnya Koh Ernest karena kebanyakan yang diusung adalah tema keluarga dengan permasalahan di dalamnya. Banyak banget pesan-pesan bermakna di dalam film ini yang bikin kita mikir lagi.

Salah satunya adalah scene dimana Tante Maya (Asri Welas) bertanya kepada Ellen tentang apa yang berharga dalam hidup ini. Ketika Ellen menjawab “Uang”, Tante Maya menggeleng, kemudian menjawab bahwa sebenarnya yang paling berharga adalah waktu . Karena hal itu tidak pernah kembali.

Deep banget, ya. Pas nonton scene itu saya langsung nyess di hati. Iya bener juga, ya. Kadang sebagai seorang Ibu, kita dihadapkan dengan pilihan yang sulit karena keadaan. Adalah sebuah anugerah yang sangat besar bagi seorang Ibu yang bisa membersamai anak dan melihat tumbuh kembangnya setiap hari. Karena banyak banget juga Ibu-Ibu fighter yang harus merelakan waktu bersama anaknya untuk memenuhi kebutuhan lain.

Udah, langsung aja nonton filmnya, ya. Kalo menurut saya pribadi, sih rating-nya 8.5/10 .

2 Likes

Thank you udah nge-highlight bagian komedinya, Buu…
Liat gambar yang dipilih, bikin aku langsung bilang, “Kalau nanti jadi tipi gimana??”
:rofl: :rofl: :rofl: :rofl:

Satu lagi scene komedi yang aku ngakak berat, dialognya Aci Resti ke Dodit waktu Nenek pergi ke apotik sendiri, “Lu yang norak, di kebon pake baju ijo. ABRI, Lu??!”
:rofl: :rofl: :rofl: :rofl: :rofl:
Ngakak guling-guling

Comedy consultant di sini juara, sihh