Halo Ibuuu
Bagaimana kabarnya?
Bertepatan dengan tema minggu ini di media sosial Ibu Punya Mimpi yang bertemakan
“enaknya jadi Ibu di zaman Digital”
Aku mau sharing pengalaman keseharianku sebagai Ibu yang hidup di era digital seperti sekarang ini.
Sebelum adanya pandemi, dalam benaku masih tertanam kuat kalau belajar atau sharing langsung alias tatap muka itu adalah cara efektif agar audiens paham dengan apa yang disampaikan. Terlebih saat itu masih bertransisi dari wanita karir menjadi Ibu yang full di rumah, kemudian berlanjut adanya pandemi yang semakin membuat diri ini merasa “wah gue udah ga bisa ngapa-ngapain lagi nih”. Sempet kaya merasa “ga berguna” karena cuma di rumah doang.
Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai memahami pesan cintaNya Allah atas skenario yang terjadi saat itu. Momen pandemi menjadi momen dimana aku membuka diri untuk sibuk dengan “kegiatan online”. Aku coba pergunakan waktu untuk ikut kelas intensif, atau sekedar ngobrol dengan ibu-ibu lain by zoom. Membuka diri juga untuk menerima kerjaan konsultasi kurikulum secara online.
Dari momen awal 2021 ini menjadi momen percepatan luar biasa untukku, di tahun ini aku mulai fokus melatih kemampuan menulis artikel di rumii. Sampai ga kerasa sudah 32 artikel yang sudah terpublished di https://rumii.ibupunyamimpi.org/. Di tengah perjalananku menjadi volunteer penulis mimpi Ibu, aku diberikan kesempatan untuk belajar di beasiswa bisnis Ibu Punya Mimpi Batch 5 bersama 14 ibu hebat yang terpilih untuk program ini. Masih inget banget, ketika belajar di kelas sertifikasi ibupreneur yang menjadi salah satu syarat untuk bisa ikut Beasiswa Bisnis, menyelesaikan kelas sertifikasi sambil nemenin Khadijah yang sedang demam, setelah Khadijah membaik, aku melanjutkan untuk membuat bahan presentasi pitch desk hingga jam 2 malam. Sempet ragu buat ikut karena ngerasa awam banget dalam hal bisnis. Tapi ya karena dorongan untuk mewujudkan salah satu mimpi ku terwujud di tahun ini, aku pun menepis keraguan tersebut dengan melakukan yang terbaik. Alhamdulillah dua event pun berjalan lancar
Gambar 1
Dokumentasi Demo Day Beasiswa Bisnis IPM Batch 5
Lewat beasiswa inilah, salah satu mimpiku membangun platform belajar online untuk menguatkan kompetensi para guru di era digital melalui Teacher Incubator (https://www.instagram.com/teach.inc/) pun terwujud. Self talk yang bilang “udah Dha, Khadijah masih kecil terima aja kalau ga bisa ngapa-ngapain tuh” Alhamdulillah bisa ku hempaskan jauh-jauh. Alhamdulillah walau dari rumah bisa sharing di acara weminar dan juga IG Live
Gambar 2
Event Teacher Incubator ke-1 di Bulan November
Gambar 3
Event Teacher Incubator ke-2 di Bulan November
Rasanya gimana?
Bahagia
Ngerasa berdaya walau cuma di rumah, justru di era digital ini jadi momentum untuk terus mengupgrade diri karena kemudahan akses informasi begitu mudah, tinggal perkuat tekad dan sabar dalam proses belajarnya
Kemudian setelah beasiswa beres, lanjut diajak Ibu Punya Mimpi untuk menjadi tim kurikulum Akademi Penulis Mimpi Ibu (APMI) Batch 1 ini. Alhasil jadi punya slot kelas di https://ibupreneur.ibupunyamimpi.org/courses/how-to-write-powerful-article. Biasanya cuma nyimak, Alhamdulillah dapat kesempatan untuk berbagi dengan para peserta APMI. Ga berhenti sampai situ, baru aja minggu lalu diajak sharing di program diskusi IPM sama BBB club
Gambar 4 Flyer Acara IPM bersama BBB club
Alhamdulillah bisa sharing sambil momong Khadijah adalah salah satu hal yang membuatku betah untuk bertumbuh bersama Ibu Punya Mimpi. Belajar Oke, membersamai Khadijah pun Oke. Poin plusnya juga jadi Khadijah banyak terlibat dari proses belajar yang dilalui Bundanya. Jadi kalau udah buka laptop dan rapih, nak bayi dah otomatis ngomong “Bunda mau belajar, apa?” hihi
Gambar 5 Dokumentasi Acara IPM bareng BBB club
Dalam urusan kerjaan pun ga kalah seru. Walau di rumah, Alhamdulillah ada yang tetep bisa ikutan project nyusun silabus dan lesson plan pelatihan untuk sebuah bank swasta. Walau harus begadang karena yang namanya silabus, lesson plan dan buku soal perlu fokus tinggi, tapi Alhamdulillah enjoy mengerjakannya meskipun ada cerita keriweuhan di dalamnya hihi.
Jadi Insight yang ingin ku bagikan adalah jadi Ibu itu bukan berarti menjadi terbatas pergerakannya, justru momen perubahan peran ini menjadi momen untuk terus berbenah diri untuk bisa menjadi teladan sumber terpercaya bagi anak-anak