Hai, ibu! Gak berasa ya saat ini kita sudah melewati lebih dari setengah tahun 2021. Lima bulan lagi menuju 2022 in syaa Allah. What?
Walaupun hidup dengan pandemi terkadang seperti menghambat pertumbuhan berbagai aspek kehidupan, namun laju pertumbuhan teknologi juga semakin cepat rasanya. Pandemi ini juga membuat perkembangan teknologi semakin dipercepat. Tak salah bahwa sifat pertumbuhannya memang eksponensial. Nah, kira-kira apa sih dampaknya pada kehidupan anak-anak kita di masa mendatang nanti? khususnya ketika mereka berhadapan dengan dunia kerja nanti. Dunia berjuang yang sesungguhnya bagi mereka.
Abad 21 adalah abad yang sedang kita jalani hingga tahun 2100 Masehi nanti. Saat ini sudah kita lihat artificial inteligence atau kecerdasan buatan menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia. Bahkan kendaraan-kendaraan seperti mobil otomatis, mobil terbang, atau modern air travel juga sedang dikembangkan.
cr : wikipedia
Mantap ya bu… walau cicilan seumur hidup
Nah, lalu kira-kira bagaimana ya supaya anak-anak kita tidak kalah saing dan “tergilas” dengan teknologi? Nah, ternyata ada beberapa kemampuan nih yang perlu dimiliki anak-anak agar bisa bersaing di abad 21 ini. Apa saja sih?
Ada 4 C nih , bu…
1. Communication (Komunikasi)
Komunikasi disini bukan hanya kemampuan berbica ya. Tapi bagaimana ia bisa mengemukakan pendapat, gagasan, ide dengan mudah dipahami dan tersampaikan isi pesan yang mau diberikan.
2. Creativity (Kreativitas)
Kreativitas itu berkaitan erat dengan kemampuan memecahkan masalah. Seperti yang kita tahu masalah itu akan selalu muncul yah, bu… hihi. Maka, ketika anak punya punya kreativitas yang baik dia akan terbiasa solving problem dengan menciptakan (create) sesuatu.
3. Critical Thinking (Berpikir kritis)
Kemampuan yang ini sudah tidak perlu dipertanyakan lagi yah manfaatnya mungkin bu? hehe. Menurut saya pribadi, membesarkan anak agar menjadi kritis akan lebih relevan dengan dunianya ketika dewasa nanti dibandingkan yang benar-benar patuh sampai tidak bisa mengkritisi apapun yang diberikan. Dulu sekali saya pernah membaca sebuah speech dari seorang mahasiswa teladan yang viral mengatakan bahwa lulus dari kuliah dia bingung harus apa karena selama ini terbiasa hanya mengikuti sistem yang ada.
4. Collaboration (Kolaborasi).
Nah, saya pernah dengar dari seorang pakar pendidikan anak usia dini bahwa kemampuan kolaborasi akan lebih bermanfaat nantinya dibandingkan kompetensi. Karena manusia akan lebih butuh berkolaborasi kedepannya.
Lalu, kira-kira apa yang harus kita lakukan sekarang ya? Saya mencoba merangkum dari sebuah artikel yang ditulis oleh Oxford University Press
1. Biarkan anak memimpin pembelajaran
Disini guru sifatnya sebagai moderator yang memfasilitasi apa yang ingin anak pelajari. Hal ini agar anak punya mindset bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan dan sesuai dengan apa yang ingin ia kethaui. Kedepannya diharapkan anak menjadi pembelajar sepanjang hayat atau life-time learner
2. Ciptakan lingkungan belajar yang berbasis inquiry
Buatlah agar anak menjadi pembelajar yang self-motivated. Izinkan ia mempertanyakan informasi yang baru didapat sehingga ia tergerak untuk mencaritahu lebih jauh. Pertanyaan seperti; apa yang ingin kamu ketahui, apa yang sudah diketahui, apa yang sudah dipelajari akan membimbingnya menjadi pembelajar sejati.
3. Dorong anak berkolaborasi
Tujuan dari kolaborasi adalah untuk membangun mindset anak bahwa mereka akan bisa jauh lebih berkembang jika bekerja bersama-sama sebagai tim dibandingkan bekerja sendiri. Pada dasarnya kita semua adalah makhluk sosial bukan. Hal ini juga dapat mendorong keterampilan berbicara dan mendengarkan. Selain itu menunjukkan bahwa tujuan akan dicapai secara lebih efektif.
4. Kembangkan Keterampilan Berpikir Kritis
Pembelajaran yang mendorong kemampuan berpikir kritis adalah yang lebih dari sekedar menghafal dan mengingat. Anak menggunakan keterampilan ini untuk memecahkan masalah dalam situasi baru, membuat kesimpulan dan generalisasi, menggabungkan informasi dalam pola baru, dan membuat penilaian berdasarkan bukti dan kriteria.
5. Mendorong Kreativitas
Dorong anak untuk menjadi kreatif di setiap pembelajaran. Kegiatan kreatif memungkinkan siswa untuk mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari dengan cara baru.
Nah, itu tadi beberapa cara yang bisa diaplikasikan untuk membentuk kemampuan yang diperlukan di abat 21 yah, bu… Semoga apa yang kita usahakan sekarang dapat bermanfaat bagi anak-anak kita nantinya. Aamiin! Semangat membersamai anak bu