Sejak mempunyai anak kedua, rasanya diri ini terlalu sibuk memprioritaskan mereka berdua plus Bapaknya, hingga lupa ada seseorang yg sebenarnya juga patut untuk diprioritaskan setiap harinya, siapa dia? siapa lagi kalau bukan diriku sendiri.
Hari ini, saat menatap lama diri ini di cermin, aku baru menyadari, kalo diri ini terlalu lama “berantakan”, baju yang lusuh karna basah oleh asi yang sering bocor, wajah yang hampir kusam karna ga sempat skincare an, bibir pecah pecah karna untuk sekedar minum air putih butuh effort yg lebih, sambil memeluk diri sendiri, aku ngobrol pelan di hadapan cermin “hei aku, dont too be hard to your self, sudah, mandi dulu sana, berantakan sekali, rambut yg sudah lama dikuncir coba digerai dulu, coba diingat-ingat, kapan terakhir kalinya aku menyisir rambutku, ayo dandan yg cantik”
Kemudian cepat cepat aku bergegas ke kamar mandi, mumpung anak-anak sedang tertidur pulas dan tau kah Ibu, ini kali pertamanya aku menikmati mandi ku, syahduuu sekali, biasanya buat buang air kecil saja, harus tergesa gesa, berasa kayak sedang latihan militer dengar alarm tangisan anak. Ada yg punya pengalaman yg sama kah?
Malam ini, aku berhasil menyempatkan untuk membaca buku yang sudah lama tertunda, kalo dulu waktu gadis aku berhasil melahap 2-4 buku dalam sebulan, sekarang 1 buku bisa 4-6 bulan, mungkin karena itulah sekedar mengobrol santai pun lidah terasa kaku sekali, kosa kata terlalu banyak yg tenggelam di dalam kepala, karna sudah lama tak pernah dipancing.
-
Makasih ya Uli, hari ini sudah berusaha untuk bertahan
-
Makasih hari ini sudah mau mengerjakan hal yang perlu dikerjakan
-
Terima kasih ya, hari ini sudah memberikan hal baik ke tubuh dengan minuman air putih, makan sayur, mandi, memakai body lotion, dan skincare
-
Terima kasih ya, hari ini sudah mau belajar lagi lewat membaca, ikut webinar, kulwap dan live zoom
-
Terima kasih sudah mau belajar berdamai dengan sisi sisi diri yang gelap dan tidak selalu nyaman
