Sustainable Products: Apa Syarat Bisnis Ramah Lingkungan?

Tren sustainable atau keberlanjutan memang beberapa tahun belakangan sudah santer terdengar ya Bu. Apa sih maksud dari sustainable itu?
Secara singkat, sustainable adalah pemenuhan kebutuhan saat ini dilakukan tanpa menggaggu generasi berikutnya untuk pemenuhan kebutuhan mereka di masa datang sehingga dapat dirasakan ke anak cucu nantinya. Ada 3 pilar yang di dikatakan bisa sustain di dalamnya yaitu; ekonomi, lingkungan dan sosial.

Mendukung Kampanye PBB tentang SDG (Sustainable Development Goals), maka banyak negara yang berusaha membuat kebijakan bisnis lebih ramah dengan prinsip 3 pilar di atas, termasuk Indonesia. Maka, sekarang ini banyak sekali bisnis dan UKM yang tumbuh dengan prinsip sustainable, misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik dalam packagingnya, penggunaan kertas sebagai bentuk recycle dalam pengganti bubble wrap dan sebagainya.

Penasaran gak sih Bu, seperti apa bisnis yang dikatakan ramah lingkungan? Mungkin Ibu pun sudah pingin mengadopsi prinsip sustainable untuk bisnisnya?

Saatnya Ibu bisa sharing atau bertanya di postingan ini ya. Apa yang sudah Ibu lakukan melalui bisnisnya untuk mendukung kampanye sustainable ini?

Karena hari Rabu, 4 November jam 19.00 akan ada Zoom Class Bekal Untuk Ibu bersama Ibu Rizkiasari dari WWF Indonesia yang akan membahas tentang syarat bisnis yang ramah lingkungan.

Pasti udah tau ya WWF adalah salah satu organisasi internasional yang fokus menangangi konservasi alam liar dan juga spesies yang hampir punah. Karena bersinggungan dengan lingkungan, WWF juga berperan penting dalam kampanye-kampanye pemeliharaan lingkungan, termasuk kampanye sustainable ini.

Jangan lupa untuk daftar di sini ya Bu:

See you, Buibuuu~

7 Likes

Ini salah satu yang aku tunggu di bulan November, menarik banget karena sekarang banyak bisnis yang mengaku sudah sustainable tapi terkadang mereka menggunakan itu hanya untuk Marketing campaign tanpa memenuhi syarat-syarat untuk beneran sustainable untuk lingkungan.

Aku mau tanya ke Bu Kiki, Apa aja sih syarat untuk bisnis itiu masuk ke dalam bisnis yang sustainable untuk lingkungan?

Terima kasih bu Chika :heartbeat:

3 Likes

Halo Bu Kiki,
Perkenalkan saya Tyas.
Saya mendengar kata Sustainable sejak kuliah Bu (termasuk telat yak?wkwk)
Jadi ada tugas presentasi dari dosen saya mengenai Sustainable Development Goal nya UN.
Mungkin agar mahasiswa mulai aware mengenai sustainability.
Pertanyaan saya adl:

  1. Kira2 potensi bisnis apa saja ya Bu yang bisa men support langkah2 dalam Sustainable Development Goal UN, terutama related lingkungan, dan apakah saat ini ada contoh bantuan/kerjasama yang diwujudkan kepada bisnis2 tsb?
  2. Baru2 ini saya browsing dan mengetahui startup bernama Siklus, yang bergerak di bidang environment sustainability, yaitu aplikasi order refil kebutuhan rumah tangga yang mengurangi distribusi kemasan plastik refill dengan cara approach masyarakat via “gerobak refill” yang jam pelayanannya akan diinfokan di aplikasi. Bagaimana menurut Bu Kiki prospek bisnis ini bu? mohon pencerahannya…

Terimakasih Bu Kiki dan Bu Chika…

3 Likes

Terima kasih pertanyaannya Bu Chicha @marisa dan bu @MartyasListya :kissing_heart: ditunggu hari Rabu ya, insya allah nanti disampaikan pertanyaannya.

Aku baru denger buu @MartyasListya itu refill tapi dateng ke rumah. Sebelumnya yg pernah aku tahu Unilever udah bikin jg refill corner utk shampoo, sabun gitu di beberapa check points. Jd kita bawa botol ke check pointnya. Menarique banget ya buu bisnis seperti itu.

1 Like

Hai Ibu Ibu semuaaa! Berikut link zoom hari ini yaaa:

Sampai bertemu Ibuu

2 Likes

Hi ibu-ibu kece, terima kasih atas waktunya untuk ikut kelas Bekal Untuk Ibu melalui Zoom Class malam ini. Yang terlewat bisa baca summarynya di bawah ini ya Bu

Kenapa membangun bisnis yang berkelanjutan?

  1. Manusia itu boros. Konsumsi manusia melebihi 1,5 kapasitas modal bumi. Artinya, apa yang sedang kita konsumsi sekarang, kita sudah berhutang 6 bulan ke depan kepada isi dan sumber daya di bumi :frowning:
  2. Pertambahan penduduk. Penduduk bumi akan mencapai 9 miliar pada tahun 2050 dan pola konsumsinya mengikuti pola perkotaan.
  3. Alam merupakan sumber daya yang dimanfaatkan manusia sebagai modal bisnis namun kondisinya serba terbatas. Faktanya, tiap tahun 1% hutan di Sumatera hilang akibat pembukaan lahan perkebunan kayu dan kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sumber daya laut semakin terbatas karena penangkapan masif dan destruktif.
  4. Cadangan migas di Indonesia tiap tahunnya menurun
  5. Perubahan iklim. Suhu bumi makin hangat dan saat ini diperkirakan bertambah 3 derajat celcious. Artinya, akan ada banyak kekacauan pada ekosistem, suplai air bersih dan juga mengakibatkan bencana alam seperti cuaca ekstrem yang dapat membuat hutan terbakar.
  6. Sampah. Sampah penduduk bumi mencapai 219 ton per tahunnya.
  7. Defisit Air. Hanya 3% dari seluruh air di bumi merupakan air tawar dan 1% diantaranya dapat langsung di konsumsi manusia. Dan Pulau Jawa termasuk yang mengalami defisit air tertinggi sebesar -134.103 juta meter kubik per tahun.

Terkadang para pelaku bisnis tidak mempertimbangkan modal di luar sistem aset ekonomi mereka seperti; tanah, hutan, perikanan, mineral, kayu, perkebunan (barang) dan udara, air, iklim, karbon, aliran sungai (jasa) yang dihasilkan oleh bumi kita.
Yang mereka pikirkan untuk modal usahanya hanya aset manusia (pekerja), uang dan peralatan kerja. Menyedihkan juga ya Bu kondisi bumi kita padahal seharusnya sumber daya alam terus diperbaharui agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita kelak :’(

Hal-hal di atas di harapkan bisa meberikan ide dan ilham kepada ibu-ibu untuk membuat bisnis yang dapat bertanggung jawab untuk bumi. Lalu bagaimana memulainya?

  1. Tujuan
    a) Niat dalam memulai bisnis merupakan hal paling utama sehingga misi bisnis dapat disesuaikan.
    b) Paham isu sustainability dalam bisnis yang akan dimulai. Kira-kira apa yang akan dihadapi dalam perjalanan bisnisnya. Apa risikonya bagi alam, sosial dan ekonomi, apa manfaatnya bagi sesama? Regulasi apa yang harus diikuti untuk membuat bisnis tersebut.
    c) Kemampuan saat ini. Terlepas bisnis yang dijalankan itu kecil, besar, baru memulai ataukah sudah lama berjalan, tidak masalah untuk mulai aja dulu. Mulai dengan semampunya walaupun hal itu mungkin terlihat kecil, tapi memang sustainability itu adalah sebuah perjalanan panjang. Yang penting, mulai aja dulu Bu
    d) Bikin roadmap. Roadmap/timeline bisnis yang dijalankan akan seperti apa ke depannya, tentukan rencana untuk mulai merubah ke arah yang lebih eco-friendly seperti merubah packaging lebih less waste atau no buble wrap dan sebagainya.
    e) Ikut plaftorm komunitas sustainable untuk mendapatkan info terkait bagaimana melakukan bisnis yang ramah lingkungan termasuk dengan informasi supplier yang menjual produk-produk bahan baku yang sustainable
    f) Melihat dan memahami investor potensial untuk mendukung bisnis yang berprinsip sustainable sehingga bisnis ibu bisa berkembang.

  2. Kembangkan SOP/Prosedur
    a) Prosedur Fair Trade sehingga tercipta kesejahteraan bersama antara pelaku bisnis, supplier bahan baku dan juga pekerja. Seimbangkan margin yang diterima antara pelaku bisnis dengan supplier dan pekerja agar lebih adil dan transparan dalam memperoleh penghasilan.
    b) Membuat engagement dengan supplier agar dapat menerapkan proses pembuatan bahan bakunya dengan sustainable
    c) Efisiensi energi. Merencanakan alternatif agar kita dapat mengurangi pemakaian energi dari batu bara, salah satunya adalah dengan membuat solar panel.
    d) Prosedur untuk mengurangi limbah yang bisa berkolaborasi atau kerjasama dengan bisnis yang bahan bakunya adalah limbah ataupun NGO.

  3. Membangun komitmen, kebijakan dan prosedur dalam bisnis
    a) Menentukan aspek sustainability dalam bisnis. Misalkan dalam bisnis kuliner, menentukan dari aspek kesehatan agar tidak memakai MSG ataupun bahan baku GMO
    b) Mengembangkan komitmen yang disesuaikan dengan kemampuan
    Contohnya: asal bahan baku yang dibeli, kurangi sampah/zero waste, pilih supplier yang pro-sustainability

  4. People
    a) Punya tanggung jawab/peran untuk menjalankan aspek-aspek sustainability
    b) Mengembangkan kapasitas terkait aspek sustainability contohnya kerjasama dengan temen-temen dari Bio Tech untuk bikin produk yang ramah lingkungan atau produk pangan yang sustainable dan inovatif
    c) Menentukan target pencapaian sustainability contohnya dengan inovasi pengembangan produk, kemasan produk dan lainnya

  5. Pengembangan Produk
    a) Keterbatasan akan menciptakan kreatifitas sehingga kita bisa berinovasi
    b) Riset pasar
    c) Marketing produk dan value Konsumen lebih suka diceritakan ada apa dibalik produk tersebut jadi selain menambah nilai marketing, hal tersebut akan menambah nilai (value) dari produk dan brand kita
    d) Fokus pada produk yang mempunyai manfaat positif dan dapat memenuhi kebutuhan yang dampaknya positif untuk lingkungan dan sosial

Nah kira-kira begitulah Ibu-ibu step-step untuk memulai bisnis dengan prinsip sustainable. Jangan lupakan niatnya, Bu. Berawal dari niat, Insya Allah bisnisnya akan dimudahkan :slight_smile:

Oiya ibu-ibuu… sebagai bahan evaluasi, kami meminta ibu-ibu yang hadir dalam zoom class semalam untuk mengisi kuesioner ini:

Terima kasih~ Kalo ada pertanyaan, boleh yaa buibu di post disini. Nanti akan coba untuk dijawab :slight_smile:

6 Likes

Hola Bu @narschika
makasi atas summarry-nya, aku ketinggalan zoom jadi bisa tetep dapat ilmunya. Bukan hanya ingin bisnis yang sustain tapi ternyata prinsip sustainable juga penting banget ya Bu. Belajar hal baru lagi, serrru :blush:

1 Like

Haii Ibu semua, untuk yang ketinggalan dan penasaran obrolan inspiratif kita semalam, bisa langsung nonton disini yaaa:

4 Likes

Haii ibu-ibu keren…

Salam kenal yah, ini post pertama aku hihi. Aku Feby lagi memulai bisnis nugget prebiotik @naya.nugget.

Walau kemarin ga bisa merapat join tapi alhamdulillah ada summary nya disini ^o^ terima kasih yaa. Mumpung lagi awal bisnis, jadi menguatkan lagi niat produktif tanpa merugikan people and planet.

Untuk bisnisku, concern pertama sih masalah kemasan, udah blusukan kesana kemari tapi memang belum ada produsen kemasan ramah lingkungan yang bisa dipake buat frozen food. Mungkin ibupreneur disini ada yang tahu vendor kemasan ramah lingkungan?

Sementara yang terdekat itu kemasan buat mentega dari @biopac.id (yang dah punya 5 paten termasuk edible packaging) semoga para peneliti indonesia juga semakin inovatif bisa bikin kemasan compostable yang tahan air dan temperatur dingin. Aamiin.

Oh ya aku juga baru beli Renewable Energy Certificate dari PLN, jadi energi yang digunakan tuk produksi bersumber dari energi terbaharukan. Alhamdulillah ngurusnya gampang, online, ga mahal bisa retail hehe.

Inisiatif selanjutnya bangun composter yang lebih mumpuni, sama meramu resep vegan nugget biar konsumsi daging (yang lebih tinggi carbon & water footprintnya) bisa berkurang. Masih banyak Pe er nya hehehe terima kasih ya sudah diingatkan :orange_heart:

4 Likes

Hey Ibu @Feby,

Kereeeen semoga dilancarkan yaa, aku juga tadi sempet google untuk packaging. Yang aku tau cuma Aveni Eco, tapi sepertinya tidak bisa buat frozen food yaa. Belum aku research juga sih.

Aku mau tanya bu, untuk Renewable Energy Certificate itu untuk apa yaa bu nantinya? kalau boleh disharing disini bu…

btw salam kenal yaa bu, selamat datang di Rumii

2 Likes

Aaamiin… Thanks Ibu @marisa ^o^
Iya betul tampaknya frozen food eco-packaging masih dalam penelitian, kemarin edible packaging aja sampe viral sedunia hehe semoga segera menyusul si frozen food. Sementara inisiatif lain dulu yang bisa dilakuin.

REC itu sertifikat keluaran PLN, artinya sumber listrik yang kita pakai berasal dari sumber Energi Baru Terbaharukan. Kaya di sertifikat aku tuh dari PLTP Kamojang yaitu listrik hasil dari pembangkit panas bumi.

Dari sisi personal, inline sama cita-citaku buat mendukung energi bersih Indonesia :hugs: (saat ini mayoritas masih dari batu bara), dari sisi bisnispun bisa support klaim unique value proposition @naya.nugget yang salah satunya sustainable. Belinya ga mahal, kalau industri rumah tangga pemula (biasa bayar per bulan 500k), REC retail ini cukup 350 ribu yang katanya bisa dipakai selama setahun.

2 Likes

Hi Ibu Feby! Salam kenaal~

Keren bangeeeettttt sudah sedetil itu untuk menerapkan sustainability dalam bisnisnya!
Wah ternyata PLN punya sertifikat energi baru terbarukan ya baru tau. Apa dia hanya bisa dipakai di daerah tertentu aja bu? Distribusi panas bumi dari PTLP Kamojang ke tempat ibu sudah ada alirannya bu? Atau sama aja pake kabel2 juga? Belom googling saya haha

Nah ini, vegan option di dunia kuliner tuh uda mulai banyak ya bu. Suka banget sih apalagi skrg banyak jg vegan cookies hahaha jd ga gt merasa bersalah bu pas makannya.

2 Likes

Bu @narschika rangkuman kelasnya lengkap sekali!! terima kasih ya bu

1 Like

Sama2 bu opin, semoga bermanfaat rangkumannya yaa utk bisa diterapkan di bisnis ibu juga insya allah :kissing_heart:

Terima kasih kembali bu~

Yang penting istiqomah ya Bu @narschika , semangat di awal semoga ga kendor di jalan :laughing: nah bener kaya point 1 makanya butuh masuk komunitas nih.

Disclaimer: dibawah ini pemahaman aku dan otak awamku hehe bisa googling lebih lanjut tentang “PLN menerbitkan energi terbaharukan”.

Semua pelanggan PLN bisa punya sertifikat itu. Hmm aku ngebayanginnya kaya ada banyak mata air yang ngalir ke sungai, dah nyampur semuakan yah? Nah mata air itu ibaratnya pembangkit, sungai itu grid/jaringan listrik.

Lah dah nyampur semua tapi kok bisa klaim dapet yang dari energi terbaharukan?
Karena pembangkit energi terbaharukan itu mesti di tempat-tempat khusus dekat sumbernya, kalau bangun grid dari sana langsung ke rumah kita ga ekonomis malah mungkin carbon footprintnya makin besar.

Misalnya, dari 100% listrik yang diproduksi PLN, 10% nya bersumber dari pembangkit non fossil fuel. Jumlah 10% itu yang kemudian bisa dijadikan sertifikat (makanya jumlahnya terbatas). Karena prakteknya memang production cost listrik dari pembangkit EBT (Energi Baru Terbaharukan) itu lebih mahal dibanding pembangkit fossil. Setauku ini sertifikat internasional juga.

Demikiaan… Karena masih terjangkau, belinya bisa online, *walau sertifikatnya beberapa hari baru dikirim ke email, tapi ku syenang bisa making progress tipis-tipis di bisnis kecilku. Semangaat buibuu :hugs:

2 Likes

Wah mantap! Oke paham buu hahaha nanti ku tambah browsing2 duluu. Semangaaatt ya ibuu cari support systemnya, semoga lancar ke depannyaa :heart_eyes: