Rasanya seperti baru kemarin saya lulus SMA dan bersenang hati diterima di sebuah universitas negeri dgn jurusan yg sesuai dgn cita-cita saya sepanjang masa SMA… bersenang hati mengingat bahwa mulai saat itu saya dan cita-cita hanya hanya berjarak satu ijazah lagi… MasyaaAllah
Rasanya seperti baru kemarin saya dihadapkan dengan situasi dimana saya harus pindah ke negara lain, memulai lagi kuliah saya dari awal di sebuah universitas baru yang mana pada saat itu pada akhirnya juga mengubah minat dan cita-cita saya… Qodarullah
Rasanya seperti baru kemarin saya bekerja dan belajar keras selama masa kuliah saya, dan lulus dari salah satu universitas negeri favorit di negeri paman sam, dan mendapatkan pekerjaan yg sungguh menyenangkan saya secara lahir batin… Alhamdulillah
Rasanya seperti baru kemarin saya memutuskan resign dr pekerjaan saya di negeri paman sam, untuk kembali ke Indonesia karna memilih untuk menikahi seorang pemuda Indonesia yang sangat mencintai agama, orang tua dan negaranya lebih dari kesempatan “meraih dunia” ini dengan mudahnya di Amerika yg terkenal sebagai the land of opportunity… MasyaaAllah
Namun juga, seperti baru kemarin rasanya… saya dianugerahi dengan kehamilan pertama saya, dan Qodarullah, 3 bulan kemudian janin saya dinyatakan gagal berkembang dan harus menjalani kuretase… Dan 6 bulan kemudian, Allah menganugerahi saya dengan kehamilan kedua yang akhirnya juga berakhir dgn keguguran yang kedua karena keletihan dan stress pekerjaan saat itu… Qodarullah wa maa syaa-a fa’ala
Hari demi hari berganti… bulan demi bulan pun terus berlalu… saya masih terus bekerja dan menjalani kehidupan sesuai dengan mimpi saya sedari saya kuliah, hingga akhirnya saya diberkahi dengan kehamilan saya yg ketiga, dan pergerakan prioritas dan mimpi hidup saya pun benar2 berubah semenjak saat itu hingga akhirnya say memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya.
Alhamdulillah, kehamilan ketiga saya berjalan dengan sangat baik hingga akhirnya saya sangat menikmati kehidupan saya sebagai seorang ibu rumah tangga hingga saat ini (5 tahun kemudian)
Menjadi Ibu rumah tangga tidak pernah menjadi cita-cita saya sebagai seorang wanita. Menjadi Ibu rumah tangga yang secara langsung merawat sendiri rumah dan anggota keluarganya bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran dan benak saya. Saya bahkan bukan anak perempuan yg masa kecilnya dihabiskan dengan bermain ibu-ibuan dengan teman2 saya, karena saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan menjalani kegiatan hobi2 saya di luar sekolah.
Namun, semenjak saya resign, melahirkan, dan memberikan status “on break” di profile LinkedIn saya; ternyata saya sangat menikmati profesi yg tidak pernah saya impikan ini. Bukan karena saya tidak menyukai pekerjaan saya ataupun terlena dgn stereotype “kemudahan hidup” yg menempel pada profesi “Ibu Rumah Tangga,” tapi karena semenjak saya memberikan kehidupan kepada bayi mungil saya, “mimpi” hidup yg selama ini saya bangga-banggakan bersamaan dengan profesi saya sbg wanita karir telah bergeser kepada bayi mungil itu. Hati saya berubah. Kunci Kebahagiaan saya pun berubah
Menjadi Ibu rumah tangga tidak pernah menjadi mimpi saya, dan artinya saat ini saya tidak lagi hidup menjalani mimpi saya… atau, bisakah saya mengatakan bahwa mimpi saya telah berubah lagi untuk yg kesekian kalinya dengan kenyataan bahwa saat ini saya adalah ibu rumah tangga yg bermimpi untuk mengurus keluarga saya dengan sebaik2nya?
Yup! Let’s all agree to just say that this is my new dream… Sebuah mimpi baru yang mengubah banyak aspek kehidupan saya… mengubah bagaimana banyak orang memandang saya… Mengubah rutinitas hidup saya… Mengubah kehidupan sosial saya… Memberikan warna baru terhadap Roller-Coaster kehidupan saya
Ya, semua serba berubah… Namun, saya tidak berbohong bila saya mengatakan bahwa saya sangat bersyukur dengan segala keputusan yg saya ambil saat itu. Dengan dukungan dari suami dan keluarga yg menyayangi saya, banyak hal yg terasa sangat jauh lebih mudah dan indah dari bayangan saya ketika saya yg dahulu ambisius ini memikirkan kata “unemployed”
Ibu rumah tangga mungkin unemployed, tapi ibu rumah tangga tidaklah jobless! “unemployed ≠ jobless” sebuah pemikiran yg senantiasa saya tanamkan demi membangun etos kerja yg professional meskipun bekerja diranah domestik.
Senantiasa belajar, senantiasa berkarya, senantiasa tumbuh dalam banyak aspek kehidupan meskipun tidak banyak lagi orang lain yang melihat dan menghargai setiap usaha dan keringat kita… meskipun bukan lagi bonus gaji ataupun promosi jabatan yang menjadi reward dari setiap kerja keras kita… kunci kebahagian profesi ini adalah “Lillah,” senantiasa meluruskan niat karna Allah demi mendapatkan pahala-Nya, dan mensyukuri sisanya
Saya kira menjadi wanita di zaman modern yang penuh dengan kemudahan ini akan sangat memudahkan saya untuk mengapai segala hal. Tapi kenyataannya, tidak untuk saya. Kenyataannya hidup saya sebagai wanita dipenuhi dengan bentrokan pilihan hidup yg harus saya pilih; yang dalam prosesnya senantiasa mengubah sedikit demi sedikit perspektif dan prioritas hidup saya, sehingga akhirnya mengubah mimpi saya
Apapun pekerjaan yang saya jalani saat ini… Apapun prioritas hidup saya saat ini… Apapun kehidupan yang saya jalani saat ini… Hanya satu yang menjadi prinsip saya dalam menjalani kehidupan ini, yaitu untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal dengan usaha dan doa sepenuh hati… menjadi professional dengan segala yang profesi yang harus saya jalani, dan senantiasa bersyukur Alhamdulillah atas setiap kemudahan yang Allah berikan hingga saat ini
Alhamdulillah Ala Kulli Hal