Banyak yang bilang, jika bisnis dengan banyak follower itu mudah, padahal membangun bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Mungkin orang lain berfikir prosesnya enak karena banyak yang membantu. Padahal sebagai pemilik bisnis, ada berbagai proses balik layar yang tak kasat mata orang awam. Berikut sedikit cuplikan dalam kasus bisnis pakaian:
- Dari mulai hunting bahan
- Pergi ke penjahit
- Menyetrika baju sendiri
- Gotong produk dari satu tempat ke tempat lainnya sendiri
- Menyiapkan foto flat lay sendiri
- Fotonya juga sendiri
- Editing produk sendiri dengan tools seadanya.
- Menjadi admin sosmed jika admin utama sedang libur, supaya tetap aktif terus instagramnya. Ditambah tugas utamanya, yaitu menjadi seorang ibu dan istri di rumah.
Belum lagi banyak hal yang harus ditahan dari sisi kehidupan pribadi, seperti keinginan pergi me-time, emosi yang harus ditahan, serta tidur tidak tepat waktu. Dan tekanan untuk memberikan hasil maksimal, terkadang sulit sekali untuk membagi waktu, tetapi ini sudah menjadi pilihanku. Meski sejak 2016 silam aku sudah memulai bisnis dan jauh dari teman-teman yang lain, aku tetap berharap bahwa bisnis ini akan bermanfaat dan bisa membantu keluarga besar tim kami.
Tulisan di atas merupakan kutipan dari Ressarere yaitu pemilik bisnis gamis wanita dan anak-anak. Memulai bisnis di tahun 2016 dan saat memulai bisnis, sudah mempunyai anak.
Ressarere, selaku pemilik bisnis, mengaku terkadang kurang mendapatkan me time.
Padahal menurut QM Financial yaitu ada beberapa alasan, mengapa ibu preneur butuh me-time.
- Me-time membuat happy
- Kesempatan untuk merawat diri sendiri
- Meningkatkan produktivitas kerja
- Memberi motivasi untuk lebih cepat menyelesaikan pekerjaan
- Kesempatan untuk mengembangkan diri
Bagaimana dengan Ibupreneur disini?
Apakah selalu meluangkan waktu untuk me-time atau merasa waktu dua puluh empat jam itu kurang (karena harus mengurus anak, memandikan anak, menyiapkan anak, melayani suami, belanja untuk kebutuhan dapur, belanja untuk kebutuhan dalam sebulan)?
Rumit ya bu?
Memang seperti itulah kehidupan menjadi ibupreneur. Tetapi tugas-tugas di atas tadi, bukan hanya tugas dari ibu. Ibu bisa berbagi peran dengan ayah. Diawali dengan komunikasi, karena porsi pembagian tugas masing-masing rumah tangga jelas berbeda-beda.
Sedikit tips untuk berbincang dengan suami dalam membagi tugas :
- Pilihlah waktu, Ketika kondisi suami kenyang, karena ketika kondisi suami kita kenyang, suami kita akan lebih mudah untuk mencerna saran dan keluhan-keluhan ibupreneur
- Usahakan mengobrol ditempat favorit suami, di teras rumah atau di ruang keluarga
- Usahakan untuk tidak terdengar anak
- Temani dulu suami dalam melakukan kegiatan favoritnya
Karena disini, ibu berbisnis untuk kepentingan keluarga. Suami pun mencari nafkah juga untuk kepentingan keluarga. Termasuk tugas domestik disini juga tugas keluarga, jika perlu dilibatkan anak untuk tugas domestik, ya tidak apa-apa ibu-ibu. Tetapi usahakan untuk mengajak suami terlebih dahulu dalam mendisuksikan hal ini.
Mengapa me time dibutuhkan untuk ibupreneur?
Karena dalam hal berbisnis, dibutuhkan kreativitas, ide, dan juga tangki semangat yang penuh, yang harus diisi oleh ibu-ibu sendiri, suami, dan keluarga.
Komunikasi dengan suami itu kunci ya ibu-ibu, untuk mengembangkan bisnis, mendidik anak, dan mengurus rumah tangga. Kalau ibu-ibu disini, apakah ada trik khusus untuk me-time dan berkomunikasi dengan suami?
Karena disini sesuatu yang baik, yaitu bisnis, itu bisa dan boleh disalurkan walaupun kita sudah mempunyai anak dan kita mempunyai tanggungjawab sebagai istri dan ibu. Baik bisnis ibu-ibu disini, bertujuan untuk membantu ekonomi keluarga atau hanya sekedar menyalurkan hobi.
Jika komunikasi sudah bisa dipegang, maka ibu-ibu disini seperti mempunyai support system yang bagus dalam menjalankan bisnis dan rumah tangga. Sehingga emosi yang mengalir dalam diri ibu-ibu disini, adalah emosi yang positif.
Semoga bermanfaat ya ibu-ibu