Tips Memasarkan Produk dengan bantuan Influencer

Halo ibupreneur

Kalau bicara tentang pemasaran, pasti ibu pernah mendengar istilah influencer. Lalu apa itu influencer? Lalu bagaimana sih tips memasarkan produk dengan bantuan influencer?

Secara sederhana, influencer adalah seseorang yang bisa memberikan pengaruh di masyarakat. Mereka bisa merupakan selebritis, blogger, youtuber, ataupun seorang public figure yang dianggap penting di komunitas tertentu.

Umumnya, seorang influencer memiliki jutaan pengikut ( follower ) di media sosial. Namun, tidak selalu demikian. Seseorang dengan follower ribuan juga bisa disebut influencer jika punya pengaruh besar kepada audience.

Influencer marketing merupakan salah satu strategi pemasaran di mana perusahaan mengajak seorang influencer bekerja sama untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan sesuai dengan target pasar yang ditentukan.

1. Sesuaikan dengan Budget yang ibu Siapkan

Seperti halnya kegiatan promosi lain, memilih seorang influencer harus sesuai dengan budget yang ibu miliki.

Jika ibu memiliki budget yang terbatas, bekerja sama dengan influencer dengan followers yang masih ribuan bisa menjadi pilihan terbaik. Salah satu alasannya adalah mereka lebih sering berinteraksi dengan follower secara intens. Tak jarang ada masukan tentang produk diberikan oleh beberapa follower pengguna produk tersebut.

Nah, dengan informasi tersebut, ibu bisa segera melakukan perbaikan. Jadi, walaupun dengan budget yang minimal, manfaat yang ibu terima tak kalah besar.

2. Cocok dengan Target Pasar Bisnis Ibu

Target pasar berguna untuk mengetahui kelompok konsumen ibu sehingga bisa menerapkan langkah promosi yang tepat sasaran.

Sebagai contoh, jika ibu menjual produk anak-anak, target konsumen ibu adalah ibu-ibu rumah tangga. Ibu bisa melakukan riset siapakah influencer yang sering posting tentang panduan parenting .

3. Sesuai dengan Skala Promosi Produk

Memilih public figure sesuai dengan tujuan promosi ibu tentu akan lebih efektif. Jika skala promosinya besar, jangan ragu menggunakan influencer dengan followers ratusan ribu atau bahkan jutaan. Tujuannya, untuk menggebrak pasar.

Di sisi lain, jika promosi produk ibu skalanya kecil, menggunakan influencer dengan followers yang masih ribuan tentu lebih pas karena budget yang ibu keluarkan sesuai dengan hasil akhir yang ibu dapatkan.

Ada banyak platform yang bisa ibu gunakan membantu ibu menemukan influencer yang tepat, seperti Getcraft dan SociaBuzz.

4. Harus Memiliki Reputasi Baik

Selalu pilih public figure yang memiliki reputasi yang baik di bidangnya. Jika ibu hanya melihat jumlah follower saja, namun sang influencer biasanya sering bermasalah dengan hukum, misalnya, tentu akan berpengaruh pada produk ibu.

Selain itu, influencer dengan reputasi baik tentu akan memiliki personal branding yang terjaga. Hal ini akan dapat membantu bisnis ibu membangun branding yang baik pula.

5. Memiliki Engagement yang Tinggi

Keterikatan ( engagement ) antara public figure dengan followernya juga perlu ibu cermati. Sebab, hal itu bisa menjadi tolok ukur bagaimana promosi produk ibu akan menyentuh calon konsumen ibu.

Sebagai contoh, jika melihat influencer dengan jumlah followers tidak terlalu banyak namun selalu memiliki engagement yang tinggi, ibu bisa menggunakan jasanya untuk promosi produk ibu. Sebaliknya, influencer yang jumlah followernya banyak namun engagement-nya kecil, tentu kurang menguntungkan.

Sebenarnya, terdapat banyak cara untuk mengukur engagement seorang influencer. Baik dari aspek engagement per post, engagement per impression dan lainnya. Namun, ibu tak perlu mengukur nilai engagement ini sendiri. Ada banyak tools yang bisa ibu gunakan seperti Engagement Calculator.

6. Intensitas Update Konten yang Baik

Satu hal yang tidak boleh ibu lupakan adalah intensitas public figure dalam melakukan posting.

Sebagai contoh, jika influencer terlalu sering melakukan posting Instagram dalam satu hari, besar kemungkinan konten promo ibu akan cepat hilang dari halaman atas galeri. Artinya, follower harus scroll ke bawah untuk menemukan konten produk ibu. Sebaliknya, jika public figure tersebut jarang melakukan posting, bisa saja engagement followernya juga mulai redup.

Selain itu, jika influencer melakukan posting multi-channel atau di berbagai media sosial secara bersamaan, tentu akan lebih meningkatkan jumlah calon konsumen yang melihat.

Intinya, cermati kebiasan influencer dalam mengelola postingan sebelum memilihnya.

Di sisi lain, ibu juga bisa memantau media sosial lebih rajin. Tujuannya, untuk mengetahui apa saja yang sedang trending dan siapa saja influencer yang sedang viral. Ketika menemukan momen dan topik viral sebagai ajang promosi bagi produk ibu, ibu bisa “gerak cepat” menjalin kerjasama dengan influencer tersebut, sebelum kompetitor.

7. Siapkan Perjanjian Kerjasama dengan Baik

Yang tak kalah penting adalah membuat perjanjian yang jelas dengan influencer. Perjanjian kerjasama yang ibu buat harus jelas dan terperinci, baik tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman yang berujung pada masalah hukum yang bisa saja terjadi.

Pada prakteknya, beberapa perusahaan sering memberikan brief (panduan singkat) kepada influencer ketika melakukan promosi. Dengan cara ini tujuan promosi bisa lebih jelas dan memudahkan influencer ketika membuat konten. Ingat, influencer yang ibu pilih harus bisa membangun citra positif brand atau produk ibu. Jangan pertaruhkan kelangsungan bisnis ibu dengan memilih orang yang keliru.

Semoga informasi di atas bisa membantu mengembangkan bisnis ibu lebih baik lagi. Sukses selalu untuk ibu!

1 Like