UMKM, Pandemi, dan Kepemimpinan Perempuan

UMKM, Pandemi, dan Kepemimpinan Perempuan

Hai Ibupreneur!

Sebagai seorang ibupreneur, pasti ibupreneur sekalian menyadari bahwa masa pandemi ini memberikan tantangan yang tidak biasa dalam usaha masing-masing ya. Terbatasnya mobilitas, adaptasi kebiasaan baru yang mengharuskan protokol Kesehatan, membawa dampak banyak pada bisnis yang dijalankan. Seperti yang disampaikan oleh Anton Hendranata, seorang ekonom BRI dalam wawancaranya di Kompas pada 4 Desember lalu, mengatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sempat anjlok pada awal masa pandemi. “Sebanyak 84,7 persen UMKM di Indonesia merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19 dan sebanyak 13 persen netral. Hanya 2,3 persen masih positif. Pandemi menyebabkan pendapatan UMKM anjlok rata-rata 53 persen," sebut Anton.

Namun, pada kuartal ketiga tahun 2020, UMKM perlahan bangkit seiring dengan beberapa kebijakan yang melatarbelakangi yaitu stimulus Otoritas Jasa Keuangan melalui restrukturisasi, subsidi bunga, dan pinjaman baru melalui perbankan. Langkah ini menurut Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM Tahun 2020 (BRI MICRO & SME INDEX/BMSI) per November 2020, sebanyak 61,1 persen responden merasakan dampak dari stimulus tersebut.

UMKM merupakan nadi penggerak ekonomi lokal di Indonesia, pada UMKM-lah rantai ekonomi terus berjalan untuk terus mengurangi kesenjangan ekonomi. Perkembangan UMKM yang terus melesat berjumlah 30 juta UMKM terus menambah peran besar UMKM untuk menyumbang 20-50% GDP negara.

Sebuah studi menarik dilakukan oleh Naimah Thalib, seorang peneliti dan mahasiswa doctoral yang sedang menempuh studinya di University of Melbourne tentang hambatan dan kesempatan UMKM yang dipimpin oleh perempuan yang bergerak di bidang fesyen dan makanan di Indonesia tahun 2018 lalu. Sebanyak 43% UMKM di Indonesia dipimpin oleh perempuan. Sebanyak 51% di antaranya bergerak di usaha mikro, dan 34% sisanya bergerak di usaha menengah. Di antara 44 Juta usaha kecil dan menengah dari seluruh dunia, 12 juta di antaranya dipimpin oleh perempuan.

Partisipasi perempuan untuk menjadi pemimpin dalam gerakan atau bisnis yang dia bangun sangat erat kaitannya dengan semangat bahwa perempuan juga berdaya. Stigma-stigma yang merugikan (tidak benar dan cenderung mengeneralisasi) bahwa perempuan tidak mampu menjadi pemimpin dan tidak berdaya menghasilkan keputusan yang logis, berhasil dibantah tentang peran penting perempuan. Women empowerment, gerakan bersama untuk menunjukkan kekuatan perempuan yang membawa dampak bagi banyak orang melalui pengambilan keputusan yang strategis menjadi bagian penting dalam mendorong peran perempuan.

Mengutip tulisan Naimah, usaha dalam pemberdayaan kekuatan perempuan tersebut juga seiring sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi spirit perkembangan dunia jangka panjang. Saat women empowerment berdampak positif, maka juga akan membawa banyak kebaikan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam masyarakat. Perkembangan UMKM Indonesia yang dipimpin oleh perempuan juga mempunya banyak peluang dan tantangan. Pasar domestik yang sangat besar dan menjanjikan menjadi salah satu peluang yang tetap menjanjikan dan terus membuka banyak lapangan kerja. Sementara itu, peluang yang lain yang menguatkan UMKM, dalam hal ini beberapa contoh UMKM yang bergerak di bidang fesyen dan makanan, adalah paparan/exposure dari industri tersebut. Strategi marketing dan kemampuan untuk memanfaatkan network di sekitar industri menentukan seberapa besar produk itu dikenal publik.

Sementara itu, dari riset tersebut mengidentifikasi empat tantangan yang dihadapi oleh UMKM bidang pangan dan fesyen di Indonesia yang dipimpin oleh perempuan yaitu perihal peningkatan kemampuan berbisnis, dukungan pemerintah, pengetahuan dan pilihan untuk mengakses produk finansial untuk menguatkan bisnis, dan terbatasnya akses-akses ke jaringan yang lebih luas.

Adanya tambahan stimulus restrukturisasi kredit dan subsidi bunga dan pinjaman yang diberikan pemerintah sejak November lalu memberikan dampak positif terhadap perkembangan UMKM yang perlahan meningkat. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM memberikan kabar baik dengan merencanakan stimulus lanjutan berupa pendampingan, pemberian mentor dan pemberian modal usaha yang lebih mudah diakses. Melalui keterangan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), Arif Rahman kepada koran Kompas, 13 Februari lalu, pemerintah juga berencana untuk memangkas suku bunga KUR agar lebih mudah diakses.

Kabar baik ini sudah semestinya disambut dan perlu kita kawal. Perempuan pemimpin usaha mikro, kecil dan menengah sudah seharusnya mendapatkan akses pengetahuan, modal, dan kesempatan yang sama untuk berperan dalam geliat bangkitnya UMKM.

Bahan:

Fika Nurul Ulya https://money.kompas.com/read/2020/12/04/131400326/dampak-pandemi-ekonom--aktivitas-bisnis-umkm-semakin-membaik.

Naimah Thalib, Women-led/owned Small and Medium Enterprises in the food and fashion industries in Indonesia: Opportunities and challenges for the implementation of impact investing, https://www.researchgate.net/profile/Naimah-Talib/publication/325556637

Naimah mengutip Duflo, Duflo, E 2012, ‘Women empowerment and economic development’, Journal of Economic Literature, vol. 50, no. 4, pp. 1051-1079

Elsa Catriana Kemenkop UKM Siapkan Sejumlah Stimulus untuk UMKM pada 2021 (kompas.com)

8 Likes