Working Mom? Ini 3 Cara Sederhana Membentuk Bonding dengan Anak

Bonding diartikan sebagai sebuah ikatan emosional yang terjalin dengan baik.

Bonding antara orangtua khususnya Ibu dan anak sangat penting untuk menjaga anak dalam keadaan aman dan nyaman. Memang, proses menciptakan bonding ini tidaklah mudah. Terlebih jika Ibu adalah seorang working mom yang harus membagi waktu untuk menyeimbangkan peran eksternal dan internal. Bahkan sering kali ada anggapan bahwa menjadi Ibu yang aktif berkarir akan membuatnya kehilangan kesempatan emas dalam membersamai tumbuh kembang si kecil. Namun, apakah stigma tersebut benar?

Menurut Rofingah (2018) orangtua khususnya Ibu yang bekerja bukanlah penyebab dari keterlambatan tumbuh kembang anak. Faktor yang mempengaruhi rendahnya bonding dalam pengasuhan adalah komunikasi yang terbatas antara orangtua dan anaknya. Maka, sebenarnya adanya komunikasi yang berkualitas dapat memberikan kontribusi pada tumbuh kembang anak meski dengan keterbatasan waktu secara kuantitas. Menurut M Fauzi A (2016) quality time dapat berkontribusi pada pembentukan generasi yang lebih baik karena terpenuhinya stimulasi tumbuh kembang yang optimal. Artinya para Ibu tetap bisa berikhtiar membangun bonding dengan quality time meski dengan peran eksternal yang dimiliki. Gimana caranya? Yuk, simak tips berikut ini!

1. Buat jadwal aktivitas harian dan jalin kerja sama dengan support system
Selama Ibu menjalani peran eksternal, bekerja sama dengan support system yang menjaga anak adalah suatu ikhtiar yang bisa diupayakan agar tetap memberi kontrol dalam masa emas perkembangannya. Buat jadwal stimulasi atau aktivitas harian untuk si kecil selama kita tidak berada di sampingnya. Misalnya, Ibu dapat menuliskan rincian list kegiatan seperti menggambar, bermain puzzle, atau membaca buku. Selanjutnya Ibu dapat memberi arahan para support system untuk membersamai si kecil di rumah sembari Ibu tetap memantau via CCTV meskipun dari kejauhan.

2. Manfaatkan waktu di pagi dan malam hari
Saat pagi hari, Ibu bisa mengawali harinya dengan memberikan pelukan dan kecupan hangat. Sentuhan fisik yang diberikan dapat diartikan sebagai sinyal penyampaian kasih sayang pada anak. Sebelum memulai rutinitas dengan peran eksternal, Ibu dapat menyediakan waktu untuk sarapan bersama atau mengantar anak ke sekolah bersamaan dengan Ibu berangkat kerja. Saat malam hari, ibu dapat mengisi waktu dengan bermain dan bercerita bersama anak. Ibu juga dapat melanjutkan stimulasi yang dirancang dalam list kegiatan harian seperti yang dijelaskan di poin 1. Aktivitas yang dilakukan sebelum tidur seperti gosok gigi, cuci tangan atau kaki, dan membaca buku pun bisa menjadi media untuk mengisi tangki cinta secara berkualitas.

3. Manfaatkan waktu saat weekend
Selain waktu emas di pagi dan malam hari, Ibu dapat memanfaatkan momen di akhir pekan untuk benar-benar hadir secara kuantitas dan kualitas waktu. Jika akhir pekan tiba, ajaklah si kecil berdiskusi tentang kegiatan apa yang akan dilakukan bersama. Bisa dengan memanfaatkan waktu di rumah dengan melukis, menonton film, atau memasak. Pun Ibu dan anak dapat mencari aktivitas di luar rumah seperti ke taman, kebun binatang, atau tempat rekreasi ramah anak lainnya. Yang terpenting dan perlu diingat, pastikan momen itu terlewati dengan mindfull ya, Bu!

Banyak hal yang masih bisa kita upayakan kan, Bu. Bagi para Ibu yang bekerja jangan lupa untuk membuat quality time benar-benar menjadi momen yang bermakna bagi Ibu dan si kecil. Oleh karena itu, bekerja di ranah eksternal seharusnya tidak menjadi penghalang kedekatan Ibu dengan anak selama Ibu memaknai kualitas di atas kuantitas. Ibu pun tetap bisa menjaga ikatan dengan anak dan memiliki waktu berharga bersamanya. Akhirnya, semua Ibu dengan apapun perannya adalah luar biasa. Ibu tetaplah gelar dan pekerjaan paling mulia. Jadi, jangan pernah berhenti melangkah ya, Bu!

Referensi:
Rofingah, Nangimatur. 2018. Efektivitas Komunikasi Berkualitas untuk Meningkatkan Kehangatan dalam Pengasuhan Orangtua yang Sibuk Kerja. Skripsi: Universitas Islam negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.