Terima kasih atas kehadiran dan antusiasme Ibupreneur untuk mengikuti kelas Bekal Mimpi Ibu “Mengenal Supply Chain Agar Bisnis Gak Berhenti di Tengah Jalan” bersama Irma Widyasta, Management Consulting Accenture pada Kamis, 17 Desember 2020, sore tadi.
Untuk Ibupreneur yang berhalangan hadir atau terlambat masuk ke dalam kelas, tak perlu khawatir karena berikut ini telah saya ringkas uraian materi kelasnya.
Selamat membaca!
Setelah kelas dibuka oleh Ibu @MartyasListya , Ibu Irma memulai kelas dengan menerangkan terlebih dahulu mengenai supply chain secara konseptual, kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi supply chain terutama di masa pandemi Covid-19, dan menyelesaikannya dengan bahasan terkait gambaran supply chain di masa mendatang.
Supply chain atau rantai pasok sering diasosiasikan secara terbatas sebagai logistik dan stok. Padahal, supply chain mencakup proses besar sejak produk masih berbentuk raw material hingga produk sampai ke konsumen.
Supply chain merupakan jaringan yang terdiri dari fasilitas atau opsi-opsi pendistribusian dari produk atau service. Pusat perhatian dari rantai pasok sebenarnya adalah pemenuhan kebutuhan konsumen.
Penggerak Supply Chain
Secara umum, ada lima hal yang menjadi penggerak supply chain, yakni:
(1) produksi (apa produknya? bagaimana memproduksinya? kapan harus diproduksi?)
(2) inventori (kapasitas produksi dan penyimpanan)
(3) lokasi (lokasi produsen dan konsumen)
(4) transportasi
(5) informasi.
Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Seperti transportasi dan produksi yang saling terkait, sebab jenis produk akan berpengaruh langsung pada pilihan transportasi. Misalnya untuk produk makanan, dibutuhkan pengiriman atau transportasi yang lebih cepat daripada produk lain.
Informasi menjadi penyatu penggerak supply chain karena informasi menjadi dasar pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penggerak lain. Contoh: Adanya keputusan pemberlakuan PSBB transisi akan mempengaruhi permintaan produk tertentu, seperti food & beverage. Sehingga, harus diperhatikan strategi bisnis yang perlu diambil.
Secara garis besar terdapat empat langkah pembuatan strategi dalam supply chain (supply chain operations model), yakni: (1) Plan, (2) Source, (3) Make, (4) Deliver. Langkah-langkah tersebut biasanya dilakukan secara berkelanjutan sehingga membentuk sirkulasi.
Faktor yang Mempengaruhi Supply Chain
Perkembangan teknologi, opsi distribusi, dan hadirnya pandemi Covid-19 telah mempengaruhi supply chain. Singkatnya, pengguna internet Indonesia yang bertambah pesat kini telah mencapai 196,7 juta pengguna, lalu ekspedisi barang antar wilayah terus meningkat terutama jalur darat (kereta) dan udara (pesawat), juga perubahan kecenderungan konsumen dalam berbelanja selama pandemi Covid-19 ternyata berhasil mendongkrak jumlah transaksi menukik naik.
Pandemi telah mempengaruhi supply chain terutama dalam perubahan pola transportasi. Demikian kondisinya sehingga pengusaha semestinya aware akan perubahan-perubahan yang terjadi dan bergegas merumuskan strategi dan inovasi.
Waktunya Menyesuaikan Strategi
Bu Irma menggambarkan ke depannya, pengusaha perlu flexibel strategy atau dengan kata lain melakukan perubahan strategi bisnis secara tanggap juga terbuka pada perubahan dan inovasi. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyesuaian strategi, yakni:
(1) Temukan risiko tersembunyi (misalnya: perubahan tren atau titik jenuh penjualan)
(2) Identifikasi kelemahan (misalnya: packaging yang buruk atau menurunkannya kualitas produk)
(3) Perbanyak jaringan dan pilihan supplier; dalam kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini kita harus aktif mencari peluang dan menciptakan opsi. Tidak bisa mengandalkan hanya satu vendor.
(4) Jaga ketersediaan stok.
(5) Melihatnya sebagai peluang untuk berinovasi.
Setelah paparan materi dari Bu Irma, kelas berlanjut ke sesi tanya jawab.
New Insights untuk Ibupreneur
Ada banyak pengetahuan dan informasi yang disisipkan Bu Irma dalam bahasannya. Diantaranya:
(1) Penting untuk menjelaskan lokasi bisnis kita untuk mendapat trust dari konsumen baru.
(2) Produk yang telah diterima konsumen, bisa jadi tidak memuaskan hati konsumen. Beberapa kejadian produk harus dikembalikan. Untuk itu, perlu dipikirkan pula mengenai prosedur pengembalian barang (return policy).
(3) Selama pandemi produk makanan siap saji dan frozen food banyak diminati.
(4) Lelaki lebih banyak membelanjakan uangnya selama pandemi ketimbang wanita.
Demikian materi yang terkumpul dari kelas Bekal Mimpi Ibu “Mengenal Supply Chain”. Terima kasih untuk Bu Irma yang telah bersedia berbagi ilmu bersama kita. Semoga materi kelas ini bisa bermanfaat untuk Ibupreneur semua.