Bukan Hanya Berbicara Lembaran Kertas yang Berharga: Insight dari Buku Psychology of Money Karya Morgan Housel"

Halo Iburepreneur

Bagaimana kabarnya? Semoga semakin sehat dan berdaya ya

Aku mau berbagi perjalanan belajarku menyelami buku Psychology of Money karya Morgan Housel

Pada awalnya ku kira buku ini akan lebih banyak membahas teori semata tapi ternyata salah banget. Buku yang terdiri dari 200 halaman ini ternyata begitu penuh banyak makna dan pembelajaran di dalamnya. Sampai diri ini begitu menikmati mulai bab awal sampai akhir, yang untukku seperti perjalanan refleksi terkait konsep berpikir tentang bagaimana menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan uang.

Berikut adalah beberapa insight yang didapatkan dari buku ini:

1. Value yang Dipegang Seseorang, Mempengaruhi Bagaimana Dia Memperlakukan Uang yang Dimilikinya


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/bisnis-pertunjukan-nilai-nilai-3208596/

Di awal buku ini ada bab yang membuatku cukup menarik, yaitu tentang pernyataan bahwa ketika melihat seseorang yang terlihat “boros” itu sebenarnya perilaku yang biasa aja untuknya. Biasa menurut orang yang melakukannya. Karena hakikatnya bagaimana orang memperlakukan uangnya sesuai dengan value yang dianut. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Semua bergantung pada value yang dipegang setiap orang. Sehingga adanya poin ini menjadi pengingat bagiku untuk tidak menjudge salah apa yang orang lain lakukan terhadap uangnya, hanya tidak sesuai value ku saja.

2. Jangan Berharap Dikagumi Orang, Hanya Karena Punya Harta


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pembiayaan-otomotif-pembiayaan-2157347/

Di buku ini juga aku mendapat sebuah reminder bahwa bukan hal yang tepat ketika memandang apa yang terlihat dari yang orang lain punya, seperti rumah dan mobil akan menjadikan orang lain suka dan kagum dengan diri kita. Karena sejatinya disukai atau dikagumi orang bukan melihat pada apa yang dipakai tapi dari apa yang kamu tampakan dari tutur kata dan perilaku dalam keseharian. Apa yang terlihat oleh orang lebih mempengaruhi mereka untuk mengambil tindakan selanjutnya untuk merespon diri kita bukan pada menjadikan diri kita disukai atau dikagumi oleh orang lain.

3. Rasa Cukup, Perlu Terus Untuk Dilatih
pretty-woman-with-closed-eyes-keeps-hands-chest-expresses-her-sympathy-someone-being-thankful-close-friend_176532-9561
Sumber: Free Photo | Pretty woman with closed eyes, keeps hands on chest, expresses her sympathy to someone, being thankful to close friend

Hal menarik lainnya, dalam buku ini juga diingatkan jika yang namanya uang itu “tidak akan pernah cukup”. Maka merasa cukup alias bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki saat ini, perlu terus dilatih dalam diri kita agar tidak terus mengejar uang hingga tanpa sadar bisa menjatuhkan citra diri, keharmonisan keluarga dan kepercayaan dari orang lain yang sudah susah payah dibangun sejak lama. Ketika semuanya sudah hancur, hanya penyesalan yang akan muncul

4. Ketika Memutuskan Untuk Mulai Berinvestasi, Konsisten dan Sediakan “Ruang” Untuk Kesalahan


Sumber: Free Vector | Ambition abstract concept

Dalam buku ini ditekankan bahwa salah satu kunci dalam berinvestasi adalah Konsisten. Karena investasi itu bukan sebuah kegiatan yang cuma 1-2 hari langsung meghasilkan. Perlu ketekunan dan konsisten dalam menjalaninya hingga terlihat hasilnya. Sebelum menentukan untuk ber-investasi pastikan semua pos-pos pengeluaran sudah aman dan sudah mendalami jenis investasi yang akan dijalankan. Dan tak lupa untuk selalu memberikan “ruang” untuk setiap kesalahan dalam berproses yang melibatkan uang di dalamnya. Karena ketika berbicara pengelolaan uang itu berbicara keterampilan, yang namanya keterampilan perlu yang namanya latihan dan terus mencoba mencari kegiatan transaksi maupun investasi yang cocok dengan diri kita. Siap ketika investasi tersebut menghasilkan, siap juga kehilangan ketika tidak ada yang sesuai

5. Hakekatnya Menjadi Kaya Bukan Untuk Mengejar Uangnya, tapi FLEKSIBILITAS dalam Mengatur Hidupnya Kelak


Sumber: https://pixabay.com/id/photos/kaca-pembesar-fleksibilitas-2884240/

Dalam buku ini ku menemukan makna bahwa ketika berupaya mengkayakan diri, hakekatnya bukanlah tertuju pada jumlah nominalnya tapi fleksibilitas yang kelak akan di dapat ketika memiliki uang tersebut. Adanya kepemilikikan uang yang banyak, kita dapat membayar orang untuk didelegasikan tugas yang biasanya kita kerjakan sehingga driri kita akan lebih banyak waktu istirahat dan banyak fleksibilitas lainnya yang akan di dapat. Fleksibilitas ini menjadi kunci seseorang untuk bisa mengontrol dirinya sendiri. Karena kebahagiaan itu sejatinya muncul pada tiap orangg yang mampu mengontrol dirinya.

6. Dalam Pembuatan Perencanaan Keuangan, Jangan Fokus pada Apa yang Mau diinginkan di masa mendatang, tapi Fokus pada Langkah Persiapan Menghadapi Situasi Tak Terduga di Kemudian Hari
businessman-holding-pencil-big-complete-checklist-with-tick-marks_1150-35019
Sumber: Free Vector | Businessman holding pencil at big complete checklist with tick marks

Membuat perencanaan keuangan jangka panjang, jangan terfokus pada hal apa yang ingin kita capai di masa depan tapi fokus pada kemungkinan terburuk apa yang bakal terjadi di masa depan dan hal apa yang bisa lakukan sedari sekarang agar ketika dihadapkan pada kondisi tak terduga. Sudah memiliki kesiapan secara mental maupun materi

Bersyukur banget bisa baca buku ini, karena adanya buku ini wawasanku tentang uang menjadi lebih kaya karena mendapat sudut pandang baru yang membuat diri ini akhirnya semakin terpacu untuk semakin bijak dan cerdas dalam mengelola uang. Buat yang belajar mengelola uang, buku ini recomended untuk dijadikan bekal utama sebelum mempelajari hal-hal teknis terkaiat pengelolaan keuangan.

Selamat belajar, Ibu

6 Likes

Aku udah lama liat buku ini seliweran di IG tp blm semper baca, thanks buat intisarinya ya, Ibu :heart:

1 Like