Ibu-ibu pasti pernah deh merasa kalau 24 jam itu kurang. Merasa kerjaan gak ada yang kelar padahal badan dan pikiran udah capek banget. Menjadi sensitif dan mudah sekali tersulut emosinya.
Hati-hati, Bu! Bisa jadi ibu BURNOUT!!!
Burnout (ˈbɜːnaʊt) merupakan suatu sindrom kelelahan emosional , fisik, dan mental yang ditunjang oleh perasaan rendahnya self esteem dan self efficacy. Burnout dipicu oleh penderitaan stres yang intens dan berkepanjangan.
Burnout juga bisa membuat kita jadi tidak produktif, Bu. Malas keluar rumah dan mengerjakan rutinitas. Bahaya ya, Bu.
Tapi jangan khawatir, Bu. Yuk simak bagaimana cara mengatasinya!
1. Tentukan Prioritas
Ibu harus paham, apa yang benar-benar menjadi prioritas ibu. Apakah anak, suami, keluarga, pekerjaan, atau hal lainnya? Jika ibu sudah paham prioritas ibu, maka fokus pada hal tersebut. Jangan paksaan diri ibu untuk melakukan semuanya sendiri.
2. Delegasikan Pekerjaan
Rutinitas seperti memasak, membereskan rumah, mencuci, bahkan mengurus anak, bukan tanggung jawab ibu sendiri. Ibu bisa minta tolong orang terdekat, terutama pasangan, untuk membantu ibu meringankan pekerjaan ibu.
3. Turunkan Ekspektasi
Realita tidak melulu berjalan sesuai kehendak kita. Karenanya, ibu harus berhenti bersikap perfeksionis dan mulai menurunkan ekspektasi. Rumah boleh berantakan. Sesekali anak mungkin tidak nafsu makan. Terkadang, ibu juga boleh menyerahkan cucian ibu ke laundry. Dan ingat, ketika kita menyerahkan pekerjaan ke orang lain, turunkan ekspektasi ya bu. Tidak sempurna itu tidak apa-apa.
4. Know Your Problem
Ibu harus paham, apa yang membuat ibu burnout. Apakah kurang tidur? Belum makan? Atau kelelahan? Sebenarnya, setiap ibu tahu pasti bagaimana menyembuhkan diri mereka. Dan hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami akar permasalahannya.
5. Mind Mapping dan Journaling
Tuliskan apa yang ibu rasakan. Bisa secara simpel dengan membuat mind map atau secara detail dengan journaling. Mind mapping dan journaling akan membantu ibu untuk memahami diri ibu sendiri. Ibu juga bisa lebih bebas mengekspresikan diri dan berkeluh kesah.
6. Ceritakan ke Orang Terpercaya
Jika dirasa kurang, ibu juga bisa menceritakan masalah ibu ke orang terdekat ibu. Bisa suami, kerabat, atau teman ibu. Yang penting, mereka bisa dipercaya dan membuat ibu nyaman. Dijamin, ibu bisa lebih rileks setelah bercerita.
7. Me Time
Luangkan waktu untuk melakukan hobi atau apapun yang ibu suka. Makan mi instan pake telor di saat hujan misalnya? Duh, syahdu banget.
8. Olahraga
Udah capek, kok malah disuruh olahraga? Jangan salah, Bu! Melansir dari hallosehat.com, olahraga dapat menurunkan hormon depresan dalam tubuh. Badan akan lebih fresh dan rileks setelah berolahraga. Cobain deh, Bu!
9. Bergabung dengan Komunitas
Ibu juga bisa gabung ke komunitas yang sefrekuensi. Di dalam komunitas, biasanya para anggota akan saling memberikan dukungan satu sama lain. Bergabung dengan komunitas juga bisa meningkatkan daya saing ibu dan membuat ibu level up.
10. Afirmasi Positif, Meditasi, dan Berdoa
Ibu bisa membuat diri ibu lebih nyaman dengan memberikan komentar Positif ke diri ibu.
“Terima kasih sudah mau berjuang. Gapapa loh, kalau kamu mau rehat sejenak.”
Diri ibu itu hebat dan perlu diapresiasi. Ibu mungkin tidak sadar akan hal itu karena sibuk lihat kanan kiri. Yuk, sejenak fokus pada diri ibu.
Ibu juga bisa meluangkan waktu untuk merenung sambil Meditasi dan berdoa pada Sang Pencipta. Karena sejatinya diri kita ini kerdil. Yang Maha Kuasa lah yang memiliki kekuatan lebih untuk membuat kita kuat.
.
.
Gimana Bu? Sudah merasa lebih rileks setelah membaca kiat-kiat di atas?
Saran di atas adalah rangkuman webinar Ibu untuk Ibu yang diadakan Ibu Punya Mimpi hari Jumat lalu (24/02). Jika ibu terlewat, ibu masih bisa loh daftar di link berikut dan mendengarkan rekamannya.
Bu Luky dan Bu Vibrie selaku narasumber juga menyampaikan bahwa suami adalah partner seumur hidup. Suami adalah orang yang paling tepat untuk dijadikan tempat curhat dan dimintai tolong masalah pekerjaan rumah atau pengasuhan anak. Makanya, kita harus membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan suami.
Bagaimana jika suami menolak dengan alasan capek?
Sebagai istri yang cerdas dan baik, coba kita urai permasalahan yang memberatkan suami. Apakah masalah keuangan, masalah di kantor, atau masalah lainnya. Kita bisa mencoba membantu suami untuk menyelesaikan masalah mereka. Paling tidak, kita bisa menjadi pendengar yang baik.
Jika permasalahan suami selesai, dijamin mereka akan dengan senang hati mendengarkan keluh kesah ibu. Walaupun misalnya ibu sudah merasa baik-baik saja, ibu boleh menceritakan saat-saat ibu terpuruk tadi. Hitung-hitung untuk membangun komunikasi dengan suami dan membuat suami lebih peka terhadap keadaan ibu.
.
.
Kalau ibu mau menanyakan sesuatu terkait burnout, ibu masih memiliki kesempatan untuk terhubung dengan narasumber di Live Chat Rumii yang akan diadakan hari Selasa (28/02) besok.
Tertarik Bu? Yuk, siapkan curhatan yang sudah ibu pendam selama ini! Sampai ketemu nanti di live chat Rumii.