Ibu Naninda,
Aku mau sharing sebuah pemikiran yang aku dapatkan selama pandemi ini ya Bu, barangkali bisa menjawab pertanyaan ibu. Jadi, aku punya insight dari perjalananku sendiri bahwa:
“ Let your goal be the consequences of a small and consistent action ”
Dalam kacamata ini, aku tidak memfokuskan diriku pada Goal, tetapi lebih pada Proses apa, yang bagaimana, dan perasaan apa yang ingin aku jalani.
Sedikit cerita, di awal pandemi aku sempat merasa lesu dan lemah, karena selama ini aku sangat jarang olahraga dan menjaga makan. Aku sangat suka makan Bu, apalagi makanan enak (siapa yang tidak ya?). Tapi, ketika aku memiliki porsi makan yang sama sedangkan energi yang aku gunakan lebih sedikit, aku seringkali merasa mengantuk, badan terasa sangat berat, dan semakin malas untuk bergerak. Akhirnya aku memutuskan untuk lebih memilih makanan apa yang ingin aku makan, seperti memperbanyak sayur dan buah, mengurangi nasi, dan mengurangi minuman manis (resep umum ya Bu?), karena aku males olahraga hehehe.
Ternyata, selama 2-3 bulan aku menjalankan dengan ikhlas dan senang, berat badanku turun 3kg. Efeknya, paling tidak aku tidak mudah mengantuk atas efek gula dari nasi. Ketika badan merasa lebih ringan tapi kaku, aku mencoba untuk mencari video yoga yang gerakannya tidak berat, videonya di pantai (biar berasa liburan), dan guidance dari instrukturnya juga cocok. Nggak perlu lama, sehari 20 menit saja, mulai dari 3-4 kali seminggu. Setelah 2 minggu, aku tambah turun 2kg.
Gimana nggak makin semangat ya Bu? Aku melakukannya dengan ikhlas bukan karena “disuruh”, “paksaan”, atau ingin terlihat kurus bagi orang lain. Aku hanya ingin merasa lebih fit, dengan salah satu ciri-cirinya adalah tidak mudah mengantuk. Di saat aku senang melakukan kegiatan kecil per hari-nya, tanpa sadar aku pun membangun habit yang lebih baik, dan lifestyle yang lebih sehat juga.
Singkat cerita, dalam hidup kita nggak perlu buru-buru atau memaksa diri untuk “lulus” Bu. Punya target boleh, akan tetapi kita perlu memahami juga apakah memang di perjalanannya, 100% prosesnya bisa kita kontrol, atau ada pengaruh hal-hal lain. Memahami risiko, memahami bahwa akan ada challenge , dan embrace menjalani tantangan tersebut, akan membuat kita lebih “siap” dalam berproses. Jadi kalau misalnya kita merasa Self-Esteem sedang turun, tidak apa Bu, stop dulu saja.
Bisa dicoba rumus ini - STAR: Stop, Think, Assess, Response.
Jika memang Ibu belum tahu apa sih trigger -nya yang membuat kita merasa down , tidak fokus, dan tidak tenang, mari ambil waktu sejenak untuk memahami lebih detil. Semakin kita tahu apa yang menghambat kita, kita bisa coba mencari solusi, dan kedepannya bisa menggunakan solusi yang sama.
Tidak perlu panik dengan masa depan Bu, karena sejujurnya masa depan memang tidak pasti dan tidak dapat di prediksi, meskipun kita sudah merencanakan sebaik-baiknya. Planning bisa membantu kita untuk bergerak, akan tetapi adaptasi, fleksibilitas, dan agility akan diperlukan dalam berproses.
Mindsetnya adalah: bagaimana aku bisa lebih baik dari diriku yang kemarin (atau sebelumnya)? Dengan begitu, Ibu akan fokus dengan prosesnya, dan tidak menjadikan Goal sebagai sebuah beban.
Mohon maaf panjang dan jadi curcol ya Bu, tapi semoga bisa menjadi insight dari real story -ku