Diskusi "Melibatkan Influencer dalam Branding, apa yang harus di ketahui" bersama Husna Sani (Head of Wardah Mass Decorative)

Dalam menjual sebuah produk dibutuhkan sebuah strategi pemasaran yang tepat, termasuk branding. Branding produk terutama di sosial media tentu saja bisa dilakukan melalui berbagai cara dan strategi, salah satunya adalah influencer marketing. Influencer marketing adalah produk dari banyak kampanye berbasis konten yang telah menandai era digital hingga saat ini. Influencer sendiri adalah seseorang yang memiliki jumlah followers/pengikut dengan jumlah besar dan memiliki pengaruh kuat terhadap pengikutnya seperti selebgram, public figure/artis, youtuber, dan lainnya.

Nah besok malam (Kamis, 26 November 2020) jam 19.00 kita akan live chat di rumii bersama Ibu Husna Sani Razanah (Head of Wardah Mass Decorative)

Besok kita akan membahas hal seperti keuntungan influencer marketing? bagaimana cara memilih influencer yang cocok dengan produk kita? strategi menggunakan influencer untuk UMKM? apakah semua influencer berbayar? bagaimana mensiasati jika budget terbatas? seberapa besar pengaruh influencer terhadap branding, kenaikan follower atau bahkan penjualan produk kita? bagaimana mengukurnya?

Ibu-ibu boleh drop pertanyaan disini yaa… besok Insya Allah di jawab semua
jangan lupa mark kalender nya
see you besok semua

8 Likes

hey ibu suzie… saya mau bertanya kepada ibu husna,

kenapa ya sekarang tren influencers sangat kuat apalagi di sosmed. banyak orang2 yang “mengaku” influencer juga. sebenarnya apa sih definisi “influencer” itu sendiri dalam sebuah branding? trims ibu…

4 Likes

Halo bu @Monalisa mksh pertanyaannya… nanti di jawab yahh

1 Like

Hai buu… nanti malam jangan lupa yaa
Boleh drop pertanyaan mulai dari sekarang:)

1 Like

Halo Bu Husna,
Wah saya pengen banget join Wardah Bu, tapi belum pernah lolos seleksi udah 2 kali (malah curhat) :stuck_out_tongue_winking_eye:

Mau tanya boleh ya Bu:

  1. Pernah baca materi bahwa influencer sendiri dikategorikan menjadi influencer utk awareness, cust acquisition dan micro-seliing (atau apa istilahnya saya kurang paham), nah bagaimana bu cara memilih tipe influencer yg tepat untuk bisnis Ibu2 semua disini?
    Dan apakah ada algoritmanya Bu? Kan ga mungkin juga kita jualan frozen food per pack cuma 20rb tapi mau endorse ke selebgram yg ratenya 5jt sekali post
    :frowning:
  2. Seberapa besar urgensinya atau sampai tahap apakah bisnis kita hingga perlu melibatkan influencer dalam branding produk bisnis kita?
  3. Apakah ada channel influencer yang cocok untuk UMKM Bu? bagaimana bergabung dalam komunitas yang tepat dalam membahas pemilihan influencer?

Terimakasih Bu Husna dan Bu Susi…

6 Likes

Hi Bu Dian,
Wah pertanyaannya lebih detail ada loh bu di pembahasan materi kelas program beasiswa IPM dan sertifikasi Ibupunyamimpi
(boleh dong promosi dikit, hehehe)
Keren bu pertanyaannya…

Jadi inget business line nya bu @erlitaputri mengenai agency pemilihan influencer.
Cus kesini Bu ikutan tanya jawab juga biar lebih mendalam…hehehe

Ibu yang lain yuk drop pertanyaannyaa…

3 Likes

Hai Bu @husnasani!

terima kasih sudah mampir ke RUMII

Aku mau ikutan bertanya ya bu. Menurut ibu Husna, bagaimana sih cara kita memilih influencers yang memang in line dengan brand kita? karena sekarang banyak sekali influencers2 bermunculan, bingung memilih yang mana.

dan, bagaimana kita mengukur keberhasilan campaign/promosi yang dilakukan oleh influencers?

terima kasih ibu

4 Likes

Hey Ibu,

Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk bisa berbagi dengan Ibu-ibu disini. Aku kebetulan lagi scroll Instagram dan menemukan beberapa postingan Wardah dari influencer. Aku penasaran, untuk menghitung KPI dari postingan influencers itu seperti apa?

Boleh diceritakan kah untuk step by step dari mulai perencanaan campaign, pemilihan influencers sama Post mortem sesudah campaign selesai biasanya seperti apa.

Lalu apa yang menjadikan campaign tersebut adalah campaign yang sukses untuk Ibu dan Wardah?

Terima kasih bu…

3 Likes

Halo Ibu @husnasani

sebagai pengguna wardah saya senang sekali ada sesi ngobrol2 ini. Saya juga pengagum campaign2 wardah karena perempuan sekali.

Saya perhatikan sekitar 2 tahunan belakangan ya (maaf kalau salah), wardah mulai memperluas target perempuan yang lebih umum (tidak hanya muslimah), kalau boleh tahu, bagaimana waktu itu proses memilih brand ambassador dan influencers untuk memperkenalkan hal ini bu?

Lalu, saya perhatikan juga wardah memiliki beberapa jenis produk dengan rentang harga yang berbeda-beda, apakah perbedaan ini juga membedakan influencer yang digunakan? Apa saja pertimbangannya.

terakhir bu, ada gak bu tips supaya bisa punya hubungan baik dengan influencers…hehehe seperti kenalannya seperti apa? karena untuk usaha yang masih kecil saya suka minder bu kalau mau mendekati influencers apalagi mau minta tolong, walaupun saya tahu kalau ada influencers yang suka berbaik hati mengadakan free promote

maaf panjang hehehe. saya semangat sekali :star_struck: :star_struck:

2 Likes

makin keren yaaa tamu yang di undang ke sini. untung kali ini aku tidak terlewat :joy:

Hai Ibu @husnasani. jujur, dunia influencers aku buta sekali, ingin mencoba tapi gak tau mulai dari mana ya bu? apalagi modal pas-pasan sekali tapi juga kesulitan untuk memasarkan jualan. Ngiler juga lihat bisnis lain yang bisa dipromosikan oleh influencers dan lebih dikenal. Di kondisiku, apakah ibu @husnasani ada masukan bagaimana menyiasatinya ya bu kalau ingin mempromosikan produk tapi budget untuk influencer masih minim sekali?

Kebetulan bisnis ku ini juga bukan di jakarta. Aku sekarang baru pindah ke Kalimantan. saya tahu influencers di Kalimantan ini siapa saja. Apakah ibu @husnasani ada tips bagaimana mencari influencers yang ada di daerah kita dan memang sesuai dengan target pasar kita bu?

terima kasih bu atas waktu dan jawabannya

3 Likes

Hallo bu… Saya ada beberapa pertanyaan mengenai influencer dlm bisnis…

Saya mau buka bisnis di bidang pakaian dan perlengkapan bayi yg diproduksi sendiri. Pertanyaannya :

  1. Bagaimana cara memilih influencer yg tepat untuk bisnis saya?
  2. Karna harga influencer itu lumayan mahal bu skitar 8jtan per skali posting ig story, saya rasa itu lumayan besar budget nya. Bahkan bisa saya pakai untuk biaya produksi yg lebih banyak lg. Apakah bugdet tersebut lebih baik untuk memakai influencer atau saya pakai untuk produksi barang lebih banyak dulu bu dlm memulai bisnis saya??

Terimakasih bu :pray::pray:

4 Likes

Halo bu @DianAyu @MartyasListya @Fathya @marisa @KarinaAsri @Farahatikah @Virzanovel terima kasih atas pertanyaan2 bagusnya. Sampai ketemu jam 7 ya… sm bu @husnasani kita akan kupas tuntasss

2 Likes

terima kasih bu @suzieicus2207

Halo selamat malam ibu… malam ini izinkan saya memandu live chat di rumii dengan judul, melibatkan influencer dalam branding, hal apa yang harus di perhatikan? Bersama ibu @husnasani selaku head of mass decorative Wardah Beauty. Seperti kita tahu Wadah menggunakan jasa influencer dalam branding berbagai macam produknya.

Salam kenal bu @husnasani , saya susi, alumni IPM #2 … saya inisiator dari Sidina, usaha konveksi tas baik retail maupun corporate.

Oya, saya penasaran apa itu mass decorative dan apa saja lingkup kerjanya?
Disini sudah ada bebeapa pertanyaan yang masuk, boleh langsung di jawab y bu… terima kasih banyak :slight_smile:

2 Likes

Halo salam kenal ibu @Monalisa

Terimakasih ya pertanyaannya, kembali ke arti “influencer” itu sebenarnya orang yang bisa memberikan pengaruh, apapun konteksnya. Setiap kita sebenarnya pasti punya kapasitas untuk meng-influence orang lain, betul begitu kan? Hanya saja keahlian dan interestnya lah yang membedakan.

Hal ini sangat penting untuk kita sebagai brand, mencari siapa “brand guardian” kita yang membantu kita mempengaruhi orang lain untuk mengenal brand kita, produk kita, sampai mau mencoba :slight_smile:

7 Likes

Hai bu @suzieicus2207 salam kenal juga ya Bu, terimakasih sudah mau memandu sesi malam ini. Aah senang sekali rasanya hangat ketika masuk ke dalam forum ini.

D industri kosmetik sendiri kami membagi klasifikasi produk berdasarkan pasarnya. Kita sebut mass, berarti adalah kategori produk yang menyasar SES (social class) menengah. Kita sebut masstige, bahwa produk tersebut kebanyakan menyasar SES upper.

Kebetulan lingkup kerjanya, menyusun strategi bisnis, support yg harus dilakukan sampai evaluasi hasil eksekusi vs penjualannya hehe

3 Likes

Siap bu terima kasih… kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya dari ibu @DianAyu

1 Like

Halo bu @DianAyu wah kalau belum jodoh dengan pekerjaan di Wardah, semoga berjodoh dengan produknya ya Bu :smiling_face_with_three_hearts:

  1. Sedikit tips mungkin, sangat basic, tapi impactful : deep understanding our consumen.
    kita harus pahami betul siapa konsumen kita. Habitnya seperti apa, interest dia apa, hingga akhirnya kita tau siapa sih, influencer seperti apa yang kiranya menginspirasi dia. Then kita bisa pendekatan ke influencer tsb. Tak kenal maka tak sayang kan?
    Kalau sudah tau influencernya seperti apa, pelajari apakah memang dia tertarik dg produk kita ga sih? Percayalah kalau produknya bagus, brandingnya juga unik, mereka dengan senang hati me review produk kita lho tanpa perlu kita bayar!

  2. Setiap kita itu influencer lho, kita coba membuat orang sekitar kita bisa mengajak inner circlenya juga untuk promote, lama-lama akan menjadi besar kan?
    Menurut saya, better kita mempersiapkan strategi bisnis kita terlebih dulu supaya punya differensiasi dan uniqueness dibanding yang lain, ke depannya influencer justru yang akan mencari kita :slight_smile:

6 Likes

Hai ibu @Fathya akhirnya kita bersua virtual kembali ya…

Ketahui brand kita (tentunya sebelum membuat brand kita sudah clear dong ya kita akan menyasar target audience yg seperti apa), lalu dari influencer yang ada coba kita pelajari apakah mereka ini memiliki interest dan needs yang bisa brand kita berikan?

Karena brand itu sebuah personality, begitu juga para influencer punya personality yang berbeda-beda juga. Seperti bertemu jodoh, kalau memang ternyata saling bisa mengisi, berarti tepat. Misalnya contoh, influencer A seorang yang vegan, kita adalah brand yang menjual menu-menu vegan. Sudah pasti kan influencer A ini akan merasa relate dengan kita.

  1. Temukan influencer yang sesuai target audience brand kita
  2. Review, apakah dia ini honest review atau influencer yang maaf apa apa di review sehingga tidak genuine
  3. Lihat apakah memang dia credible dan punya reputasi yang baik, karna nanti secara tidak langsung akan berdampak juga ke brand kita

Untuk mengukur keberhasilan campaign, kalau awareness kita bisa minta insight dari profile influencer tersebut. Kalau sales, coba kita misal beri unique code untuk melihat apakah influencer ini seberpengaruh itu atau tidak ke sales kita

semoga menjawab ya buu

5 Likes

Hai Ibu @marisa

KPI itu bisa beragam : reach/ awareness, view, sales/ conversion tergantung di stage mana campaign sebuah brand. Misal awareness, view, di setiap social media platform punya tools insight yang bisa kita lihat (jika berpartner dengan influencer, mereka akan memberikan di akhir campaign). Jika sales adalah KPI kita, misal kita memiliki online shop/ ecommerce, cara praktisnya adalah kita bisa beri unique code untuk setiap promo misalnya sehingga kita tahu influencer mana yang mendatangkan traffic lebih banyak. Atau bisa kita lihat juga, perbandingan traffic sebelum dan setelah kerjasama dengan influencer tersebut.

Campaign dibuat pasti karena ada kebutuhan konsumen yang harus kita penuhi sehingga kita sebagai brand harus membuat komunikasi agar konsumen memilih brand kita dibanding pemain sejenis. Jadi fase itu sangat krusial, yang menentukan apakah kita sama saja dengan kebanyakan pemain, atau kita justru bisa berbeda.

Pemilihan influencer seperti yang sudah saya jelaskan juga diatas, ketika KPI kita achieve dengan influencer tertentu, kita bisa evaluasi nih mana yang ke depannya bisa kita ajak berpartner lagi…

Kunci kesuksesan sebuah campaign adalah our brand meet consumer needs.

4 Likes