Hai Ibu-ibu semua,
nanti malam (17 September 2020), disini kita akan diskusi tentang Tantangan Membangun Komunitas Bersama Ibu @diahrahmawati88 dari Ibu Punya Mimpi Batch #1 sekaligus founder Temuiboo, yang merupakan movement untuk memberi kesadaran tentang post-partum.
Membangun komunitas dalam berbisnis juga penting, bahkan ada yang menyebut : Community, a new currency. Penasaran bagaimana cara Ibu Diah menghadapai tantangan dalam membangun komunitas? jangan lupa nanti malam ya ^^
Untuk Ibu-ibu yang ingin bertanya boleh tulis pertanyaan dibawah ini ya.
Semua pertanyaan yang masuk akan di jawab oleh Ibu Diah, malam ini 17 September 2020 jam 7 malam.
See you nanti malam…
materi Ibu Diah nanti aku share ya
Bu diahhhh @diahrahmawati88
Mau tanya dong: yang paling pertama dilakukan dalam membangun komunitas itu apa sih? Asli ini buta banget deh. Mau mulai nggak ngerti dari mana hahaha! Makasih sebelumnya buuu
Makasi banyak materinya, mau sedikit tanya nih… maintain member komunitas itu perlu wadah apa saja yang efektif ya? Apa cukup misalnya di instagram saja atau ada maintenance di telegram dan whatsapp group?
Kalau misalnya ada, maintenancenya apa saja? Misal diberi topik2 diskusi atau event lain?
Kapan community bisa profitable mba? Model bisnis yang dibangun di atas komunitas itu seperti apa aja?
Denger thread komunitas, new currency, aku so excited. Bu @diahrahmawati88 boleh cerita gmn story atau pertimbangan Ibu akhirnya fokus build community ( kesadaran tentang post partum) dari banyak hal yg relate dengan dunia para Ibu?
Dan bagaimana cara Ibu membagi waktu dari awal membangun Temuiboo?
Hi ibu @diahrahmawati88 menarik sekali bu. Saya yakin banyak sekali tantangannya membangun komunitas terlebih online.
Saya punya sedikit pertanyaan:
Bagaimana membuat membernya bs engage? a) Dalam hal ini engage ga hanya dari thread/konten yg disediakan tp jg engage dgn brand temuiboo?
b) Bagaimana jg mengajak member yg cm nyimak aja agar bs berkontribusi di komunitas ibu?
Saya sadar betul komunitas berperan penting dlm market research dan jg sales. Kira2 ke depannya apakah komunitas ini akan di monetize? Dan gmn strategi monetize komunitas ibu?
Seneng banget ada diskusi ttg komunitas ini. Terima kasih atas waktu dan kesempatannya bu
Malam bu ibuuuuu
Apa kabar hari ini?
Menarik banget ya bahasan kita malam ini, tentang komunitas …
Kita akan belajar bersama ibu @diahrahmawati88 selaku founder temuiboo
Kebetulan aku jg baru membangun komunitas bisnis di grup WA… yuk kita belajarr
Selamat malam Ibu Suzi dan juga Ibu-ibu di Ibu Punya Mimpi ini
Terimakasih banyak untuk Ibu Punya Mimpi Team, Mba Fathya yang sudah ajakin aku buat sharing pengalaman dan pelajaran yang aku dapet tentang Komunitas.
Semoga dengan adanya diskusi kita ini bisa membantu Ibu dalam mengembangkan komunitas yang sedang dibangun.
Ketemu lagi disini, apa kabar ?
Oke, aku coba ceritakan gimana awalnya Komunitas temuiboo itu terbentuk ya bisa dilihat lagi dari gambar ini mba.
Adanya permasalahan / Topik yang waktu itu aku ingin bahas
contoh : dulu aku mendapat pengalaman tentang Babyblues pasca aku melahirkan. aku merasa tidak ada space tempat untuk mencari source / cerita.
Dari sini aku nemu purpose bahwa – > aku pengen share ke perempuan/ sesama ibu lain tentang Baby blues ini dan gimana cara aku bisa mengatasinya.
Ciptakan Konten / Product
contoh : jadi gimana aku bisa share, aku bikinlah suatu konten cerita / story telling tentang cerita ku ini di platform media sosial yang aku sukai yaitu IG. dari situ, konten yang aku share ternyata dibaca dan ternyata aku menemukan teman sesama ibu yang merasakan pengalaman yang sama .
Jadi, dari sini aku menemukan network baru dan pertemanan baru.
Program
Dari mendapar network baru itulah di account temuiboo, banyak yang ingin sharing.
Aku reach out ke mereka. Ada melalui DM instagram, atau WA langsung untuk berbagi ceritanya di temuiboo jadilah ku buat beberapa program misalkan #ceritaiboo.
Dari beberapa program yang aku buat baik online dan offline dari situ semakin banyak network lagi.
Jadilah kita berkumpul di salah satu wadah dan disinilah komunitas temuiboo terbentuk.
Halo Ibu Dian, ketemu lagi kita disini ?
Maintain member komunitas yang efektif menurutku at least punya 2 media :
Instagram
–> Media ini bisa efektif untuk build engagement juga, share pengumuman / informasi , mengedukasi . Manfaatkan semua tools disini dari IG live & IG story dan juga media untuk mencari team member baru.
WA/ Telegram
–> ini penting dilakukan untuk mengetahui member aktif siapa saja dan member penyimak juga siapa saja. Dari sini kita bisa tau dan juga sebagai sarana komunikasi sehari-hari sesama member. sesi curhat bisa disini juga, sesi sharing session bisa disini seperti Kulwap dan sebagainya.
Komunitas bisa profitable ketika ada product / service yang bisa kita jual tentunya ke market ya.
Ada banyak jalan sebenernya misal melalui webinar, dulu sebelum pandemi ada offline event yang berbayar, kerjasama dengan brand. dsb
Hehe terimakasih perhatiannya bu.
Jadi kenapa build ini, karena aku menyadari bahwa di Indonesia dulu belum banyak yang membahas tentang seputar kesadaran pentingnya masa postpartum buat ibu. Jadi sampe sekarangpun , i think masih banyak yang tidak tau apa itu babyblues, apa saja potensi yang kerap terjadi dari sisi perubahan fisik dan psikis yang dialami ibu saat melahirkan. Semua masih fokus dan awareness nya banyak ke fast kehamilan saja. Jadi aku mantap untuk angkat tema ini dan seputar tema lain tentang how to manage mental health for mom after baby.
Membagi waktu, sebenernya ini yang challenging banget ya.
Karena aku fulltime kerja di kantor. Jadi untuk membuat konten temuiboo aku berangkat pagi -pagi banget bu untuk sampai kantor, biar bisa kerjain dulu si konten ini untuk di upload pada saat jam istirahat kantor hehehe.
Lalu kadang dimintain untuk isi sharing session, tapi aku pilih pada saat selesai jam kerja. Jadi tidak menggangu pekerjaanku dan juga weekend waktu keluarga tetap dapet
Betul, banyak sekali tantangannya.
Selain dari luar sebenernya yang bikin “What stopping me” sometimes diri kita sendiri hahaha
Untuk membuat member bisa engage perlu waktu, dan nggak instan ya.
Pertama kali yang kita lakukan bisa mengindentifikasi member dulu, dari melalui google form misal : member yang isi dan respon, kita bisa kategorikan member aktif. Nah ini kita usahakan kelola dengan baik. Waktu itu, aku add IG nya si member aktif ini. Dari sini kita sebagai founder misal minta bantuan pasti akan lebih mudah nantinya.
Dari member aktif ini, kita bisa meminta bantuan ke mereka untuk mengadakan piket bergilir, misal siapa yang bertugas menyapa new joiner di komunitas itu, siapa yang bertugas untuk melempar suatu informasi / issue yang menarik yang perlu di diskusikan di grup komunitas, dll.
Member aktif ini bisa membantu founder untuk mengajak member penyimak buat aktif deh jadinya
Rencana iya sih akan di monetize. Nah, ini menarik banget sih, untuk strategy dan ide, aku banyak dapet insight dari Ibu Punya Mimpi yang sudah pernah aku ikuti. Balik lagi ya strategy nya :
Kenali Member , karena kita bisa bangun new business dari ide-ide yang kita dapatkan dari diskusi dengan mereka, dengan melempar suatu survey ke mereka, dari sini kita akan bisa deh kira-kira apa sih service yang bisa kita berikan untuk target market kita.
Setelah itu, udah deh kita tinggal susun program nya mau adain apa yang profitable buat komunitas.
Karena nggak dipungkiri ya, komunitas juga perlu “uang kas” hehehe.
Salam kenal ibu @diahrahmawati88
Saya Fitri, domisili di Malang. Saat ini sy sedang mengembangkan sebuah komunitas edu-sosial utk perempuan.
Ada 2 pertanyaan yg akan sy tanyakan
Mana yg lbh penting, membangun brand komunitas apa pengembangan program bu?
Bagaimana sebaiknya cara kaderisasi member yg smooth ya bu? Menjadi tantangan tersendiri berpartner dg ibu2 yg kesibukannya jg luar biasa.