Menjaga Kesehatan Mental Ibu Lewat Daily Housemaking Bersama Ruth Tiarma (Founder Tea Et Shade)

Halo bu ibuu, ngobrolin tentang beberes dan bebersih rumah yuk!

Besok malam 8 Oktober 2020, disini kita akan sharing-sharing via live chat dengan Ibu @ruth founder Tea Et Shade dari Ibu Punya Mimpi Batch #1 tentang Menjaga Kesehatan Mental Ibu Lewat Daily Housemaking.

Bu, kalau bebersih rumah buat Ibu prioritas nomor berapa sih? Jujur, selama pandemi ini, karna anak dan suami selalu ada di rumah, aku suka menyampingkan alias menumpuk urusan bebersih. Padahal kepengennya rumah tuh selalu bersih dan kinclong jadi selalu nyaman. Tapi paling gemess kalau beberes dan bebersih siang-siang, pas udah rapih 10 menit kemudian sudah berantakan lagi sama anak/suami. Lalu aku hanya bisa menarik nafas dan mengelus dada. Apa ada juga yang merasakan hal ini, Bu? Boleh sharing ya!

Sering kali beberes dan bebersih ini juga terasa jadi beban. Padahal ternyata kegiatan beberes dan bebersih ini merupakan bagian dari selfcare loh bu Ibu. Tapi gimana cara mengubah mindsetnya? Ada ngga sih tips-tips membuat sistem beberes dan bebersih rumah menjadi lebih mudah untuk dilakukan?

Yuk Bu Ibu kita sharing dan kalau ada yang mau ditanyakan seputar bebersih dan beberes, declutter, atau yang berhubungan tentang “kenyamanan rumah” boleh ditulis di bawah ini ya, semua pertanyaan akan di jawab oleh Ibu Ruth besok malam.

Sampai ketemu besok malam ya Bu Ibu
Materi akan segera dikirimkan setelah ini

11 Likes

Halo Bu @naninda

Ini topik relate aku banget Bu, aku salah satu Ibu yang hobi banget Daily housemaking khususnya bebersih (ngelap-nyapu-ngepel) tiap hari & 1 hari bisa 2-3 x aku lakukan apalagi sejak resign dari kantor + ga pake ART+ masa pandemi gini jadi waktu dirumah lebih banyak.Jadi biasanya aku beberes & bebersih pagi, sore & malam sebelum tidur. Ada moment aku worry kalau aku ada gejala OCD (Obssesive Compulsiv Disorder) Bu & saat suami mulai ngasi kritik sama karena aku careless sama kesehatan jadi kurang istirahat. Nah belajar dari itu, sekarang aku lebih termanage Bu, apalagi punya 1 anak toddler jadi dimaklumi kalau rumah ga selalu bisa rapi.
Kalo dari aku cara mengubah mindset Dailyhouse making agar ga jadi beban.

  1. Mulai dengan positive mindset bahwa beberes & bebersih itu seru, bisa dilakuin sambil dengerin music jadi lebih enjoy.
  2. Beberes & bebersih rumah itu juga menyehatkan karena badan kita aktif bergerak & ada kalori yang terbakar.
  3. Beberes & bebersih rumah jadi bermanfaat banget untuk kebersihan, kesehatan & kenyamanan diri kita & keluarga.
  4. Dailyhouse making itu juga bisa jadi tempat kita berekspresi dalam menata rumah, menyusun furniture, doing simple dekor rumah yang buat kita jadi lebih nyaman dan betah dirumah.
  5. Buat jadwal daily housemaking, jadi ga harus beberes bebersih mulu, tetap harus ada waktu istirahat,.karena kesehatan priotitas Bu :innocent:
  6. Ajak Pak Suami utk bantu Bu(*di waktu luang Pak Suami/ weekend) & ternyata beberes & bebersih rumah bareng suami seru & bisa jadi Quality time juga Bu.
  7. Standar kerapian & kebersihan tiap orang/ keluarga berbeda, jadi buat versi kita masing-masing Bu. Yang penting gimana lingkungan rumah bersih & nyaman utk aktivitas kelurga. Apalagi kita Bu Ibu yang punya anak yang lagi aktif2nya main.

Semoga bermanfaat

6 Likes

Waah udh ada tips kece nih dari Bu Opin. Terima kasih buuk. Jadi kalau bu Opin beberes di pagi, siang, dan malam ya. Kereenn. Tapi aku setujuu, jangan sampai kesehatan kitaa drop. Karna kalo Ibu udah sakit, rumah akan lebih kacau lagi. Jadi aku suka banget dengan tips bu Opin untuk tetap memanage waktu dan prioritaskan kesehatan. Terima kasih bu Opin. Besok malam ikut diskusi dan sharing disini ya bu @opinsitanggang karena akan ada materi penjelasan mengenai daily housemaking juga dari Ibu ruth

3 Likes

Haloo Ibu @naninda terima kasih ya sudah buka topik ini! :smile:

Aku mau nanya sama Ibu @ruth mengenai 3 fakta dan 3 mitos dalam membersihkan rumah
yang stressfree? Apa aja ya bu kira kiraa kalau versi Ibu Ruth?

Thank youuu :hugs:

4 Likes

Wah, seru banget! Jadi inget Marie Kondo :grin:
Keep only those things that spark joy. Masalahnya, kalau semuanya speaks to me, “please spare me” aku harus gimana Bu? :sweat_smile:

Kalau aku pribadi, karena anaknya seneng banget nulis jurnal dan keeping note book planner, aku jadi download home management journal buat dikeep di binder gitu. Di dalamnya termasuk jadwal house cleaning aku karena aku ga bebersih tiap hari banget (walaupun seperti doing dishes, nyapu, ngepel itu wajib ya dan bisa 3 kali sehari or more). Tapi seperti detailed house cleaning lain aku jadwalin dan ada kepuasan tersendiri ketika selesai mengerjakan bisa tick my to do list on my home cleaning list :grin:

Penasaran nih sama materinya Bu Ruth. Aku join ah besok :grin:

4 Likes

Halo bu Ruth dan bu Inda topiknya menarik sekali…

Berangkat dari rasa penasaran saya bu ketika berbagi tugas rumah dengan suami, suami pasti minta bagian mencuci piring. Katanya mencuci piring membantu dia untuk lebih rileks. Ketika saya tanya kenapa suami juga tidak tahu bu, mungkin karena kena air begitu jawabnya. Apakah memang ada ya bu pekerjaan rumah tangga yang memiliki manfaat membantu kita rileks dan lebih tenang? Atau mungkin karena saya ingin cepat-cepat beres dan rumah bersih sehingga kurang menikmati pekerjaan rumah tangga itu sendiri ya bu?..terimakasih sebelumnya ibu :blush:

3 Likes

Berikut untuk materi dari Ibu Ruth ya bu Ibu, menarik sekali ini materinya, karena sekaligus ada latihannya. Silahkan dibaca dan sampai ketemu nanti malam :hugs:



























3 Likes

Halo Bu ibu, Ibu @ruth sudah siap disini… yuk bu sekarang kita jawab tanggapan dan jawaban dari Ibu-Ibu yang ada disini, bisa dimulai dari tanggapan Ibu @opinsitanggang lalu ke pertanyaan Ibu @Zantia

3 Likes

Halo bu @naninda , terima kasih yaa sudah mengundang saya untuk sharing di sini. Terima kasih juga untuk ibu2 yang sudah antusias dengan sharing dan pertanyaannya. Saya akan tanggapi satu persatu dari awal yaa

2 Likes

Bu @ruth saya mohon bertanya…
Sampai hari ini saya paling ga bisa kalau disuruh menyetrika.
Apapun pekerjaan rumah saya siap mengerjakan tapi jangan suruh saya untuk menyetrika.

Kalau saya menyetrika itu tiba2x muncul perasaan sedih, marah jengkel dan pikiran2x aneh lain. Sudah saya coba berbagai cara misal menyetrika sambil nonton tv dan menyediakan makanan atau minuman yg membahagiakan tapi tetap saja, yg ada acara tv selesai tapi baru dapat 2 atau 5 baju paling banyak.

Saat ini saya sdng mencoba untuk menyadari hal-hal yg menyebabkan saya sedih jengkel dan marah saat menyelesaikan tugas menyetrika itu… dan saya memilih untul mendelegasikan tugas tsb ke pihak lain.

Kiranya kesehatan mental saya bagaimana ya bu​:face_with_hand_over_mouth::blush:

3 Likes

Baikk… Terima Kasih @Makcip atas tanggapan dan pertanyaannya, jawaban nanti akan disampaikan setelah Ibu @ruth menjawab pertanyaan Ibu @stellanostra ya bu :hugs:

3 Likes

Hai bu @opinsitanggang , apa kabar? semoga sehat yaa sekeluarga

Sama bu, saya juga demen bebersih karena dulu waktu pendidikan di luar negri saya sempet ada masa kesulitan finansial, uang kiriman telat, duit untuk naik bus aja harus aku hemat. jadi satu-satunya rekreasi biar ngga burn out adalah nontonin berbagai youtube channel ttg bebersihan dan ngulik-ngulik sendiri. Bahagianya menemukan cara yang lebih efektif daripada cara mamaku & mbak di rumah itu bikin jadi bersemangat biarpun terhempas badai hidup hahahaha

Re: ada toddler jadi memaklumi rumah ga bisa 100% rapi terus all the time,
Couldn’t agree more. Seperti yang aku sampaikan di bagian Cleaning for mental health: What It’s NOT, objektif utamanya bebersih bukan supaya rumah kita tidak pernah kotor lagi, melainkan untuk membuat bersihnya “good enough” tapi konsisten. Karena bagaimanapun rumah untuk manusia, bukan manusia untuk rumah yah bu. Jadi selalu harus anggota keluarga yang diutamakan

Dan betul, semua berawal dari pikiran kita. Perlu ada usaha untuk mengubah cara kita berpikir bahwa bebersih itu juga bagian dari self-care: karena kita sayang pada diri kita di esok hari, maka kita kerjakan bebersihan rumah ini.

Sehat & Bahagia selalu yaa bu @opinsitanggang!

6 Likes

hai bu @Zantia , terkait mitos, untungnyaa mitos bebersih rumah jaman sekarang nggak sesemerbak mitos bumil dan ngerawat anak ya bu, hehehe…rasanya udah ga terlalu laku lagi mitos “jangan nyapu malem hari, nanti kedatengan tamu tak diundang”

Mungkin dimodifikasi dikit jadi What It IS & What it’s NOT seperti di materi yang di-share bu @naninda , kita selama ini kebiasaan menganggap bebersihan sebagai sebuah reaksi (wah rumah udah kotor nih, wastafel keraknya udah banyak nih), terus suka kadang2 terlalu ambi mau rumah bersih spotless setiap saat kayak foto2 di P*nterest, serta suka merasa harusnya bebersih itu totalitas; kalo belum capek berarti belum bersih

Ya tidak dilarang juga melakukan 3 hal tersebut. Tapi karena ini terkait kesehatan mental, belief bebersihan barusan tidak menunjang kesehatan mental kita.

Cleaning is a great part of life, but it is NOT my life.
My life is building my business. My life is lecturing my students. My life is realizing dreams with my spouse, and raising my daughter to be the awesome person she’d become.
Cleaning is an inseparable part of it, but it’s not all of it.
So I wouldn’t drain my time, energy, and mental space only to accomplish “perfect” idea of a clean home

4 Likes

Hai bu @yofaramd , thank you for sharing your awesome idea of journaling. Yes indeed, journaling helps us to KEEP TRACK on cleaning priority. Dan sama kok bu, aku gak setiap hari bersihin setiap sudut rumah. Because we have life, don’t we?

Cleaning journal itu membantu buat kita yang mirip2 Monica Geller di FRIENDS, yang suka “perasaan ini belum dibersihin loh”. Ketika ada journal, itu hard evidence: “Sudah dibersihkan kok, baru minggu lalu. Jadwal bebersih nya lagi masih bulan depan”. Karena kan kita ibu2 ya… tahun lalu rasanya kayak kemaren, kemaren rasanya kayak tahun lalu hehehehe

Terkait barang yang menjerit “please spare me”, kita ini dibesarkan oleh generasi orang tua yang kecenderungan hoarding nya tinggi, jadi sangat dimaklumi kalau kebawa2, sulit melepas barang yang secara rasional kita ga bisa jelaskan valuenya kenapa mesti di-keep. coba di journal ibu list down daftar orang-orang (significant others) yang akan mendapat manfaat kalau ibu hibahkan barang tersebut, lalu kita contact dan tanyakan apakah mereka mau MENGADOPSI barang kita - pemilihan kata bisa membantu membuat mereka mengerti makna barang itu bagi kita, jadi menerimanya pun tidak akan sembarangan. Good luck bu @yofaramd !

3 Likes

Waduuh kok bagian ini ngena di aku ya

bebersih itu juga bagian dari self-care: karena kita sayang pada diri kita di esok hari, maka kita kerjakan bebersihan rumah ini.

Bagaimana bu @opinsitanggang ? semoga sharing ini bermanfaat yaa buu

4 Likes

Hai bu @stellanostra ! Apa kabar?
Wah bahagia dengarnya yah. Sekarang ini kita semua ada di masa yang berat, jadi kalau ada hal yang bikin kita merasa lebih rileks, lebih bersemangat, lebih positif, please keep doing it, no matter how small.
Setiap orang punya profil sensori masing-masing (ini bisa ngobrol2 lebih lanjut sama bu @Fathya nih sebagai pakar hehehe), mungkin kegiatan mencuci piring itu cocok dengan profil sensori suami ibu, sehingga melakukannya tidak terbeban.

Seperti yang saya sampaikan di tips “How to amuse self while cleaning?”, salah satunya adalah Explore. Explore cara mengerjakan sebuah pekerjaan rumah tuh apa aja sih? ibu bisa browsing di youtube, google, ngobrol2. Saya tadinya nggak suka cuci piring. Geuleuh megang spons cuci piring biarpun bersih hehehe. Tapi setelah saya iseng coba pakai sikat, di situ saya ketemu enaknya. Ternyata nyuci piring pakai sikat itu enak banget, sensasi nyikat kerak/kotoran sisa makanan di piring & panci itu lumayan “nagih” buat saya.

Nah ibu2, kalau ada pekerjaan rumah yang kurang disukain, investasikan waktu untuk eksplor, ada nggak cara lain mengerjakannya? ada nggak tools lain yang dijadikan alternatif? Trial & error dikit itu gak sebanding dengan senangnya ketika sudah nemu alat dan cara yang cocok dengan kita.

1 Like

Aku juga bu hahahahaha

Hai bu @Makcip !
saya jawab dengan sharing cerita saya yaa

Saya itu paling nggak suka dengan menyikat lubang closet, for my own reason. Rasanya mood bahagia habis gajian aja rontok seketika kalo mesti nyikat lubang closet. Terus, suami saya juga sama bencinya dengan pekerjaan itu. Tapi kan ini rumahku sendiri, HARUS ada yang mengerjakan :’(

Akhirnya saya delegasikan pekerjaan itu ke ART saya, TAPI…saya tetap Chief nya. Jadi (di awal2) itu saya print cara yang saya mau, dengan hasil akhir yang saya mau, saya kasih gambar sikatnya yang mana, cleaning productnya yang mana. Saya dampingi juga si mbak di awal2 mengerjakan, supaya kalau ada yang kurang tepat bisa saya betulkan. Setelah 5x pengulangan akhirnya si mbak udah lancar mengerjakan.

My point is, I encourage delegation of housework if it spares our mental health. Tapi dengan catatan kita tetap menjadi Chief nya ya bu. Kalau ibu benci nyeterika, I hear you. You don’t have to force yourself to do that. If you have the privilege to delegate, do it. Dengan catatan, ibu tetap menjadi chief nya yaa…

Kepada siapapun pekerjaan itu didelegasikan. jelaskan ekspektasi ibu seperti apa, dan cara yang ibu inginkan bagaimana, cara bapak mau pakaiannnya diseterika bagaimana (suami saya nggak suka terlalu banyak K*spray, jadi saya kasih takaran tuh, untuk pakaian bapak maksimal 3x spray). Ini untuk menghindari rasa tidak puas yang dipendam kelamaan, terus nanti jadi julid sama ART (atau orang yang kita delegasikan)

Good luck bu @Makcip selamat mendelegasikan seterikaan!

4 Likes

Puji Tuhan baik Bu @ruth, sehat2 untuk Ibu dan keluarga,
Makasi banyak untuk insightnya Bu, totally buat pikiran aku “tercerahkan " Bu, bahwa daily housemaking is a part of selfcare. Kata-kata ngena banget Bu " rumah untuk manusia, bukan manusia untuk rumah” jadi bisa lebih bisa fokus kepada prioritas yaitu anggota keluarga. Aku mau nyobain step-step ( latihan mengelompokkan barang, prinsip ruang gerak vs ruang barang)sampai evaluasi, semoga ada hal yang bisa kuperbaiki dari rutinitas daily housemaking yang aku lakukan. Makasi banget ya Bu untuk sharingnya, topik yang unik & meaningful banget. Keep sharing & inspring us Bu.

1 Like