Aku Menjadi Ibu
Menjadi ibu itu, menurut aku, adalah perjalanan yang penuh kejutan dan emosi campur aduk. Waktu pertama kali jadi ibu, rasanya kayak masuk ke dunia yang serba baru. Semua hal yang dulu kita anggap remeh, jadi serba penting. Seperti, “Oh gini, oh gitu, duh salah, duh ko bisaaa.” jadi ada perasaan bingung dan selalu bertanya-tanya dan merasa hari-hari akan selalu lebih crazy dari hari ini. Hahaha.
Awalnya, aku pikir aku siap banget. I mean, I had done the research, I read books, I watched tons of videos, but nothing really prepares you for the real deal. Karena ternyata teori dan praktek tidaklah mudah. Emosi ku selalu naik dan sabarku selalu diuji. Bener-bener ngerasain setiap hari itu rasanya berat tapi berjalan sebentar.
Terus ada saat-saat lucu juga, kayak pas anak pertama kali ngomong atau jalan. Itu momen yang nggak bisa dilupakan. Kayak, “Oh my God, you’re growing up so fast!” Padahal kan rasanya baru kemarin lahir. Tapi di sisi lain, aku juga merasa bangga banget ngeliat mereka berkembang. Dari bayi yang cuma bisa tidur dan makan, sampai bisa ngobrol, lari, bahkan punya pendapat sendiri.
Being a mom juga ngajarin aku banyak hal. Aku jadi lebih sabar, lebih peka. Iya, jadi peka banget : dimana-mana hanya ada suara anak nangis atau manggil, hahaha. Dan aku juga harus pinter2 mengatur waktu. Setiap hari aku selalu memiliki jadwal padat, dari mengasuh anak sampai bekerja.
Karena, aku menjadi ibu sekaligus ayah diwaktu yang sama, membawa tantangan yang berbeda. Ketika jadi ibu tunggal, semua beban terasa double. Aku nggak hanya berperan sebagai ibu yang memberikan kasih sayang dan perhatian, tapi juga sebagai sosok ayah yang harus memastikan kebutuhan anak-anak terpenuhi dalam segala aspek. Tidak ada waktu untuk lelah, karena meskipun kadang ingin sekali menyerah, aku tahu bahwa mereka selalu membutuhkan kehadiranku.
Aku nggak bisa lagi hanya fokus pada diriku sendiri. Tapi anehnya, meskipun ada banyak tantangan, aku merasa hidupku lebih bermakna karena aku menjalani semua ini dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Walau kadang ada perasaan ingin menyerah, aku selalu ingat alasan mengapa aku harus terus kuat: anak-anak.
Tapi, ya, meskipun ada hari-hari yang berat, aku nggak bisa bayangin hidup tanpa anak-anak. Mereka bener-bener bikin hidup aku lebih berwarna.
Dan banyak banget profesi baru yang harus aku jalani.
Seperti :
- Menjadi Superhero yang harus selalu bisa semua hal yang sebenernya gak tahu harus gimana. Hahahah.
- Menjadi Hakim yang harus selalu adil bila mereka bertengkar tanpa memihak satupun.
- Menjadi Cheff yang menyiapkan segala macam bentuk makanan.
Dan profesi lainya.
Karena aku harus memikul 2 peran. Menjadi Ibu dan Ayah dalam waktu yang sama. Tentu ada perasaan kosong yang ingin di isi, tapi, aku memiliki tangki cinta anak-anakku, untukku.
Di balik segala tantangan itu, ada kebanggaan yang luar biasa ketika aku melihat mereka tumbuh menjadi anak yang kuat, ceria, dan penuh semangat. Mereka mengajari aku untuk tidak pernah menyerah dan terus berjuang, karena mereka adalah alasan terbesar mengapa aku bisa terus maju, meski semua rasanya berat.
Semangat untuk semua Ibu yang sudah berjuang sejauh ini! Kalian hebat dan kuat! Terutama buat single parent, kita mungkin melakukan lebih dari yang kita pikir kita bisa, tapi percayalah, semua pengorbanan itu akan terasa sepadan dengan kebahagiaan yang kita rasakan. Terus semangat, ya! 
