“Seriously, if you’re not into competition than entrepreneurial life isn’t for you”
Kata2 penuh makna ini dibuat berdasarkan pengalaman dari Ibu Cempaka Asriani, Co Founder n Ceo Sare Studio. Salah satu Pioner Piyama keren yang sangat booming sekarang ini.
Ternyata bisnisnya bahkan berjalan sudah lebih dari 5 tahun. Sekarang piyama sedang trend dan tentunya banyak kompetitor.
Sebagai entrepeneur selalu akan ada kompetisi. Bagaimana ya cara agar sebagai pebisnis kita bisa berani terhadap kompetitor? Bagaimana tips agar produk kita tetap dinanti dengan gempuran kompetitor yang ada?
Yuk kita bincang2 dalam Live Chat di Rumii bersama Ibu Cempaka Asriani, Co Founder n Ceo Sare Studio Hari Kamis 12 November 2020, Pukul 19.00 wib
Malam bun @niputudevi wah menarik sekali temanya, phas sekali dengan kondisi aku saat ini…aku bingung mau fokus ke satu usaha. Bingung mau mulai dari mana? Sudah riset pasar tapi masih bingung dan belum berani memulai…apa yaa bun tips dan triknya?
Bu, sekarang ini banyak pihak yang melakukan kolaborasi termasuk juga kolaborasi dengan yang dianggap kompetitornya. Dari pengalaman ibu Cempaka, aku ingin menanyakan beberapa hal:
Bagaimana pendapat ibu tentang melakukan kolaborasi dalam bisnis?
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih partner kolaborasinya?
Minggu lalu, sempat heboh campaign Burger King yang menyarankan orang2 untuk membeli burger di McD, menurut ibu, apa ini langkah yang bijak bu?
Halo bu… Mau nanya, kan produk ku makanan yaaa… Dan sudah banyak bgt dong kompetitornya pasti. Apalagi bbrp tmnku bisnis nya sama dgn aku. gmn ya buuu nyikapinnya? Makasii…
Terima kasih Bu @Fathya dan bu @Monalisa atas pertanyaannya
akan dibahas malam ini ya… jangan lupa join ya jam 19.00 wib bu Cempaka Asriani akan live chat disini…
Hai Ibu Semua…
Perkenalkan saya Ni Putu Devi, founder @oriigo.id dan Ibu Punya Mimpi Batch 3
Saya yang akan memandu live chat nanti malam…
Nah, sebelum live chat nanti dimulai jam 19.00 WIB boleh dibaca dulu ya materi yang sudah diberikan oleh narasumber kita kali ini Ibu Cempaka Asriani, co founder Sare Studio
Halo semua. Salam kenal. saya Cempaka, co-founder dan CEO dari SARE/ studio. Semoga bisa memberi sesi yang berguna dan menjawab rasa keingintahuan ibu-ibu sekalian ya…
Hai bu devii. Halo Ibu cempaka, semoga sehat sehat ya mbaa.
buu, pertama kali liat sare studio di instagram aku langsung naksir karena motif2 nya sampe bingung mau pilih yang mana… apa sih bu yang menginspirasi ibu cempaka dan tim dalam pemilihan motif yang gemas gemas?
Makasih udah meluangkan waktunya untuk menginspirasi Ibupreneur di forum Rumii. Btw aku suka banget nih presentasinya keren banget dan sangat menjelaskan mengenai kompetisi bahkan dengan Covid juga yaa…
Aku dari dulu suka pake Sare sebagai piyama kesayangan. Waktu masih belum trend tuh piyama, baru ada beberapa brand saja. Masih inget dulu ada yang nama barang Marisa, makin sayang namanya sama kaya piyamanya.
Boleh disharing ngga untuk produktivitas dengan team biasanya menggunakan applikasi apa aja?
Taktik apa saja yang diganti untuk mendapatkan stock management yang sehat dan sesuai dengan situasi Covid ini?
Apa senjata utama dalam menanggulangi ketidakpastian keadaan dalam bisnis?
Pengalaman 10tahun+ jadi fashion editor di Femina membuat saya menyadari bahwa tren fashion itu selalu berulang. Jadi seperti ada kegelisahan dan kebosanan karena melihat baju kok ya itu-itu saja. Sehingga saya ingin membuat brand sendiri, tapi saya pilih jenis produk yang lebih mengedepankan fungsi dari estetika. Salah satu produk yang seperti itu adalah: piyama.
Sepulangnya saya dari S2 di UK, tidak seperti di sana yang opsi brand lokal untuk baju tidur yang banyak, di Indonesia, belum ada brand lokal yang khusus menggarap baju rumah/baju tidur.
Saya pribadi memang suka koleksi baju tidur dan kebetulan suka tidur juga hehehe.
Pertama, kita sendiri langganan trend report bernama WGSN. Jadi mereka akan melansir proyeksi tren ke depannya dilihat dari tren global. Nah kita lihat trend report itu untuk warna dan arahan motif, namun kita tidak plek ketiplek pakai yang mereka kasih. Tetap kita buat ulang dan kita sesuaikan dengan preferensi customer kita. Terutama warna, kita tak hanya melihat apa yang akan menjadi tren, namun juga warna-warna apa yang menjadi best-seller di SARE/ studio sendiri.
Hi Ibu @Neyla Sudah benar Ibu mulai dari riset pasar. Tipsnya:
Setelah riset pasar, dari situ Ibu cari apa yang peluangnya paling besar dan pilih juga bidang usaha yang paling ibu sukai. Misalnya saya suka bidang fashion, nah dari riset pasar, saya temukan kalau piyama potensinya besar karena waktu memulai, belum ada pesaing.
Beranikan diri. Sejujurnya bikin bisnis itu memang upaya nekat yang terukur Jadi harus mulai dulu saja, tapi tetap dihitung kemungkinan untung dan ruginya ya.
Tidak usah tunggu sampai produk “sempurna” sambil jalan, nanti cari feedback dari customer dan sarana kritik tersebut di aplikasikan ke produk Ibu supaya makin lama makin bagus