Berikut saya teruskan jawab dari Pak Aska ya bu:
(1) Pada prinsipnya survey riset itu bisa dijalankan kapan pun sesuai kebutuhuan. Tetapi biasanya mengingat biaya, energi, dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah riset (dari perencanaan sampai analisis data), maka kita harus bisa set prioritas hal-hal apa saja yang akan dieksekusi dalam riset. Di Langkah awal, silahkan kumpulkan berbagai macam pertanyaan dan hipotesis. Kemudian coba telaah satu persatu mana saja yang urgent untuk segera dapat jawabannya, dan mana yg tidak. Dari yg urgent tsb, coba cek mana yg bisa didapat jawabannya lewat data sekunder (info berita, laporan keuangan perusahaan, obervasi/wawancara terhadap orang-orang sekitar kita, observasi di toko/supermarket/mall, dari data2 hasil riset (misal di https://blog.jakpat.net/en/, https://www.instagram.com/p/CSHBwBXAXvo/, https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/), dan mana yang tidak bisa didapat dari data sekunder. Informasi yang tidak bisa didapat dari data sekunder ini lah yang memang harus kita kumpulkan lewat riset. Kapan harus eksekusi riset? Secepatnya, karena mempertimbangkan dinamika persepsi dan perilaku konsumen yang sudah pasti akan berubah. Dan semakin ke sini, perubahan itu terjadi makin cepat. Perilaku konsumen semakin dinamis. Dulu konsumen menolak sebuh produk atau brand, karena terdesak dalam situasi pandemic saat ini, bisa aja skrng berubah menjadi menerima. Sudah hal biasa, bahwa dalam setiap hasil report diakhiri dengan kesimpulan dan rekomendasi. Rekomendasi ini bisa rekomendasi Langkah bisnis yang harus diambil, ataupun rekomendasi untuk riset berikutnya (karena biasanya ada hal-hal yang belum bisa digali lebih dalam pada riset yang dilaksanakan saat ini)
(2) ini buku dgn bahasa awam, gampang, mudah dipahami https://www.goodreads.com/book/show/17986418-naked-statistics