Challenge 2
Sebetulnya saya khawatir salah menetapkan value berdasarkan kategori yang disampaikan Bu Fathya. Sebab beliau memang tidak menjelaskan detail contoh aktivitas setiap kategori. Saya hanya memahami konsep umumnya saja bahwa value itu sesuatu yang sangat bernilai. Atau mungkin boleh dikatakan bahwa value adalah prinsip hidup.
Bagi saya, value yang pertama adalah senantiasa terkoneksi dengan Allah. Dalam kondisi apapun (bahagia, sedih, kecewa, marah, susah, mudah) dan dimanapun harus selalu ingat dengan Allah. Tujuannya 1, supaya semua aktivitas bisa bernilai ibadah. Supaya tumbuh ikhlas dan syukur atas apapun yang dihadapi atau diterima.
Value kedua, adalah keluarga yang utama. Terbangunnya harmonisasi dengan suami, hadirnya diri saya untuk anak-anak (bukan hanya hadir fisik, namun juga jiwa dalam membersamai mereka), serta optimal dalam pengurusan rumah (semampu yang saya bisa sebab saya saat ini tidak menggunakan jasa ART) adalah sebuah keniscayaan. Capek nggak? Oh iya dong, capek. Banget malah sebab saya pun bekerja di luar rumah. Tapiiii,capek itu hilang bila makanan yang dimasak dilahap habis anak-anak dan suami. Capek hilang bila melihat anak-anak ceria tumbuh sehat. Capek itu hilang bila bisa berkomunikasi dengan suami senyaman mungkin. Capek itu hilang bila melihat rumah terawat dan pakaian anggota keluarga terurus. Bila semua bisa dilaksanakan dengan seimbang, ada perasaan bermakna dan senang tak terkira yang tumbuh di dalam hati.
Value ketiga, selalu ramah pada siapapun. Tak peduli apakah orang tersebut pernah meremehkan saya, membuat saya terluka, berbeda pikiran dengan saya. Pokoknya saya harus tetap baik pada dia. Adapun perkara dia berbuat salah pada saya, biarkan itu menjadi urusannya Allah. Toh Allah tak akan pernah salah memberi pahala dan dosa kan? Jadi, untuk apa menguras emosi dengan bersikap tidak baik pada orang yang sudah melukai kita? Lebih baik tetap ramah saja sambil berharap pahala dariNya.
Value keempat, selalu berusaha yang terbaik. Saya sadar bahwa saya ini adalah orang yang banyak keinginan, punya banyak mimpi, dan idealis. Namun saya juga sadar, di sisi lain, saya punya banyak keterbatasan dan kelemahan. Di antara idealita dan kekurangan saya inilah saya berusaha optimal dalam menjalankan setiap peran: sebagai anak, sebagai kakak sulung bagi 9 adik, sebagai ibu dari 3 orang puteri, sebagai isteri, sebagai dosen, sebagai bagian dari masyarakat dan sebagai hamba Allah. Semoga semua yang saya ikhtiarkan berbuah kemanisan hidup. Amiin.
Challenge 3
Di challenge 3 ini saya diminta untuk membuat aktivitas berdasarkan value
Konektivitas dengan Allah mungkin adalah value spirituality, maka aktivitasnya adalah shalat, zikir, puasa, baca Qur’an, mengikuti kajian keislaman, membaca buku yang menambah keimanan atau wawasan keislaman.
Value family, maka aktivitasnya adalah merancang kurikulum rumah (tentu berdua dengan suami. Bagi anak yang sudah besar, diajak diskusi juga), mendampingi anak belajar & bermain, menyediakan makanan bergizi, memastikan pakaian anggota keluarga siap pakai, mengatur pembagian pekerjaan rumah (berdasarkan hasil diskusi dan disesuaikan dengan usia anak) dan mengontrol pelaksanaan manajemen rumah (berdua dengan suami).
Value ramah pada setiap orang (masuknya kategori apa ya? Caring?) aktivitasnya mungkin positive response terhadap orang lain, memudahkan urusan orang lain yang berkaitan dengan diri saya.
Terakhir value berusaha yang terbaik (Dedicaton? Perfection?), aktivitasnya adalah belajar (supaya kaya wawasan strategi/manajemen pengaturan diri, dll), olahraga setiap hari (supaya stamina fit dengan beragamnya aktivitas).
Leuwiliang, 1 Februari 2024