Walk Slowly, But Never Backward

Berjalanlah perlahan, tapi pantang mundur.
Saya suka banget sama kalimat ini.

Kalimat dari salah satu buku favorit saya, judulnya Atomic Habits yang ditulis oleh James Clear.

Buku ini sudah agak lama sih terbitnya, tapi isinya masih asik kalau dibaca sekarang, apalagi menjelang akhir tahun begini, hehehe… Biasanya kalau menjelang akhir tahun kan kita suka bikin resolusi atau bertekad punya kebiasaan baru yang lebih baik, tuh. Nah, pas banget deh baca buku ini :slight_smile:

Pengen deh ngobrolin bukunya. Ada yang sudah baca juga nggak, bu?

Kalau buat saya, kenapa buku ini menjadi salah satu buku favorit?
Karena cara penulisnya menyampaikan materinya tuh praktis, banyak contoh, nggak berlebihan, realistis buat seorang ibu seperti saya yang banyak mau tapi punya ruang gerak terbatas. Jadi tahu bagaimana caranya berjalan perlahan tapi pantang mundur itu bisa dilakukan. Saya merasa gampang mencernanya aja gitu, nggak usah kebanyakan mikir.

Banyak hal yang mengena banget dari buku ini. Tujuh hal diantaranya adalah:

  1. A tiny change in your behavior will not transform your life overnight. But turn that behavior into a habit that you perform every day and it absolutely can lead to big changes. Changing your life is not about making big breakthroughs or revolutionizing your entire life.

Buku ini nggak ribet mengajak kita mengubah hal-hal yang besar.

Penulisnya bukan orang yang bilang kalau mau berubah harus masif perubahannya. Penulisnya malah ngajaknya mulai dari langkah-langkah kecil aja. Dia bilang, perbaiki atau ubah kebiasaan ke arah baiknya 1% aja per hari, tapi rutin dilakukan. Kalau 1% setiap hari sepanjang tahun kan juga bisa jadi banyak juga. Kemenangan kecil bisa terakumulasi menjadi jauh lebih besar.

Penulisnya menyampaikan “Jika ingin meramalkan ke mana tujuan dalam hidup, coba cek aja kurva keberhasilan kecil atau kegagalan kecilnya dan lihat bagaimana hasil pilihan kita itu setelah sepuluh atau dua puluh tahun.”

Kalau baca bukunya lebih jelas lagi sih soal ini karena ada banyak contoh ilustrasi cerita dan grafiknya, dia kaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan harian dan ada pertanyaan-pertanyaannya yang bikin mikir.
(sepakat banget nih saya, daripada ngos-ngosan ngurusin perubahan besar yang bikin lelah, mulainya mah dikit-dikit aja asal rutin. Iya ga buibu? :)) *nyari temen :P)

  1. If you want better results, then forget about setting goals. Focus on your system instead.

Kalau merasa sulit berubah, itu bisa jadi bukan karena kita nggak mau berubah tapi karena sistemnya nggak tepat. Percuma ngeset goal tinggi-tinggi kalau kita nggak punya sistem untuk mencapai si goal itu. Begitu katanya. (Pas baca bagian ini saya langsung merasa tertampar sih ahahahha… soalnya kebiasaan saya punya goal tapi lupa ngeset sistemnya)

  1. The most effective way to change your habits is to focus not on what you want to achieve, but on who you wish to become.

Buku ini ngasih pemahaman tentang kebiasaan yang berbasis identitas, bukan yang berbasis hasil. Perubahan cara pandang ini yang menurut saya asik di logika saya. Iya juga ya. Kalau kita berbasis hasil, masih ada risiko identitas lama kita menyabotase rencana kita untuk berganti kebiasaan. Kalau berbasis identitas, lebih aman. Penulisnya menyampaikan bahwa perubahan perilaku adalah perubahan identitas. Ini juga contoh dan pemikiran logisnya jelas banget di bukunya.

  1. The Four Laws of Behavior Change are a simple set of rules we can use to build better habits. They are (1) make it obvious, (2) make it attractive, (3) make it easy, and (4) make it satisfying.

Bagian ini asik karena setelah dikasih pola ini, jadi lebih enak kalau mau mengubah perilaku. Penulisnya bilang, setiap kali ingin mengubah perilaku, cukup tanya saja ke diri sendiri empat hal yang terkait penjelasan di atas: Bagaimana supaya menjadikannya terlihat? menarik? mudah? memuaskan?

  1. The Habit Stacking Formula

Ini bagian paling asik sih menurut saya. Rumusannya adalah menempelkan kebiasaan baru yang ingin dilakukan dengan hal lain yang sudah berjalan selama ini.
Rumusnya:
Setelah [melakukan kebiasaan yang sekarang] maka saya akan melakukan [kebiasaan baru saya].
Contohnya: Setelah mendengarkan satu lagu kesukaan, saya akan beres-beres barang di mobil
Rumusan ini melatih saya bikin rencana yang spesifik dan terukur.

  1. Motivation is Overrated; Environment Often Matters More

Bagian ini setuju banget. Berada di Ruang Ibu Punya Mimpi menurut saya adalah salah satu buktinya. Berada di lingkungan sesama ibu-ibu yang sedang fokus mengejar mimpi masing-masing, bikin ibu-ibu yang lainnya semangat juga. Vibenya jadi lebih terasa dan bisa bikin kita mengubah perilaku kita ke arah yang lebih baik.

Penulisnya di bagian ini bilang, lingkungan itu kayak tangan yang nggak keliatan yang membentuk perilaku manusia. Kalau kita berada di lingkungan yang tepat, perilaku juga akan menyesuaikan.

  1. How to Make a Habit Irresistible

Ini rumusannya juga asik nih. Penulisnya menyebutnya ini paket godaan untuk menjadikan kebiasaan lebih menarik.
Rumusnya:
Setelah [melakukan kebiasaan yang diperlukan] aku akan [melakukan kebiasaan yang diinginkan]

2021 udah 77 hari lagi (kalau ga salah hitung, ahahhaha)
Menjelang akhir tahun seperti ini, saya punya kebiasaan ngetracking ulang apa-apa saja perubahan yang ada di diri saya selama tahun ini. Dari tahun sebelumnya, ada nggak sih hal kurang baik yang belum bisa diubah. Dan sebaliknya, apakah ada kebiasaan baik yang sudah muncul menjadi kebiasaan baru. Buku ini membantu saya mempermudah proses itu.

Buat saya, hidup itu perkara latihan dan kita punya kecenderungan melakukan yang enak daripada yang perlu. Jadi, supaya yang perlu bisa tetap dilakukan, kita bisa cari cara supaya hal yang perlu menjadi enak dilakukan juga. Buku ini memberikan caranya supaya saya bisa melakukan hal yang perlu dengan enak.

Laff banget deh nemu buku ini.
Kalau ibu-ibu, sedang merasa senang menemukan apa belakangan ini?

:kissing_heart:

15 Likes

Seru ya Bu.

Overall kita membuat strategi agar habit itu favorable buat diri kita sendiri. Seru ya, kita merewire cara pandang kita terhadap habit tersebut, menjadikannya sesuatu yang interesting, somewhat as if kita sedang berusaha memarketkan/ atau promoting habit tersebut untuk diri kita sendiri. Fun.

Thanks Ibu @lianamaku untuk sharingnya. Enak nih kalau ada sesi sharing tentang buku non-fiksi terkait growth, jadi buat yang ga sempet baca bukunya tetap bisa dapat manfaat insight dari buku tersebut ehehe. Keinginan hati sih mau baca lebih banyak buku untuk personal growth, tapi apa daya, rutinitasku tidak mengizinkan.

Anyhow, terkait pertanyaan Bu Lia di akhir,

Kalau ibu-ibu, sedang merasa senang menemukan apa belakangan ini?

Aku baru saja menemukan revelation baru tentang tackling exhaustion and ever-tiredness yang aku share ini salah satu thread di RUMII. Masih terkait juga dengan sharing Ibu tentang internalizing and practicing new habit. Tulisannya di blog aku sih sesungguhnya. Yuk, mampir Bu :smiling_face_with_three_hearts: :upside_down_face:

6 Likes

Setuju bu @yofaramd , dijadikan sesuatu yang menarik kayak kita “menjual” untuk orang lain. Seru ya…

Terima kasih sudah menemani saya belajar juga… Senang sekali kalau ada yang nemenin ngobrolin buku bareng-bareng, karena kadang abis baca pengen diskusiin isi bukunya juga.

Btw, aku udah mampir ke blognya… setujuuu sama yang bu Yofara tulis ini: Be conscious to what your mind and body need. :smiling_face_with_three_hearts:

Kita tuh butuh “mendengarkan” kebutuhan pikiran dan tubuh kita, karena itu penting. Saya juga masih sering banget butuh diingatkan soal ini.

6 Likes

Buuu Liaa @lianamaku aku juga sudah selesai membaca atomic habits. Hehehe. Kadang kalau agak belok dari rutinitas suka buka-buka lagii.

Aku mau kasih rekomendasi nih bu “Think and Grow Rich” by Napoleon Hill. Buku ini jugaa bagus bgt, hehe. Kalau lagi capek suka baca2 lagi yang aku highlight di buku iniii :slight_smile:

3 Likes

Nah, benar sekali bu… Buku ini memang salah satu buku yang enaknya dibuka-buka lagi saat butuh, sebagai reminder. Seru ya bukunya :slight_smile:

Aku juga sudah baca buku ini nih. Buku yang menarik juga. Banyak bicara soal kekuatan pikiran dan mengingatkan untuk melakukan sesuatu dengan perencanaan. Satu hal yang menarik juga dari buku Napoleon ini menurutku yang tentang Transmutasi. Belum merasa pas sama implementasinya sih, tapi logikanya paham bahwa energi itu bisa ditransformasikan menjadi energi kreatif yang kuat.

Bagian mana yang paling ibu @Devin suka dari buku itu bu?

4 Likes

Bu Lia @lianamaku aku hampir semua suka bu. Tapi yang paling aha untuk aku “Decision”, semenjak membaca buku itu aku jadi sering review apa keputusan sehari-hari yang aku buat sudah mendekatkan ke tujuanku yg jelas atau belum :slight_smile:

3 Likes

Bu liaaa terima kasih sudah summary dan buka topik ini. Pas bgt, lagi baca buku ini juga dan sangat relate dengankuuh :heart: Paling suka dan paling ngena poin yang ke 2.

Forget about the goals, focus on the system ahead.

Mindsetku dulu tuh pengen cepet nyampe ke goals, dan rusuh. Trus kalau ditengah jalan ada masalah, jadi down bgt dan kecewa. Haha jelek bgt. Aku ga ngerti gimana sih cara bisa konsisten tuh. Tapi begitu baca ini, eeehh jadi diingetin bukan fokuss ke goalsnya dan “kudu menang”, tp yuk pelan pelan dinikmatin semua prosesnya, progress not perfect. Gimana setiap minggu kita mindfully bikin progress kecil maupun besar. Plus pas ada masalah jadinya ga super down :smiley:

5 Likes

:heart_eyes: :heart_eyes: :heart_eyes:

Yeayyy… senang deh Ibu @naninda juga lagi baca buku yang sama…

Ini salah satu quote yang paling jleb juga di aku nih :)) Kayak diingetin kalo ya gimana mau sampe tujuan, hal yang mendasarnya aja belum dipikirkan… ugh *langsung pedih :stuck_out_tongue:

1 Like